Rabu, 13 Oktober 2010

Hakikat Cinta

Kehidupan ku dimulai ketika aku mulai mencintai seorang lelaki yang menurut semua orang salah. karena terletak perbedaan agama antara kami. tetapi aku tak peduli dengan semua itu, menurut ku cinta adalah perasaan dua insan yang saling menyayangi dan tidak memandang, umur, harta, tinggi rendahnya derajat seseorang, suku dan agama. aku mencintai dia dengan sepenuh hatiku. perasaan yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Daniel cowok yang memberiku pelajaran tentang cinta. dia mulai mengajarkan aku tentang tertawa, bahagia, menangis, sakit hati, kecewa dan benci. semua dia ajarakan dalam 1 setengah tahun hubungan kami.awal yang indah belum tentu berakhir indah. itulah yang terjadi dalam kisah cintaku. satu bulan semenjak aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya kupikir ini hanyalah cinta anak remaja yang setelah lulus smk semuanya akan berakhir. tapi setelah ku jalani kenyataan berbeda. aku mulai berharap lebih kepadanya. aku berharap dia adalah suami ku kelak yang akan selalu ada bersama ku suka maupun duka. bahkan kami sudah merancang kehidupan keluarga kami.tapi apa mau di kata kenyataan berkata lain hubungan kami selalu terjadi banyak masalah, mulai dari sikap dia yang berubah. rasa cemburu nya sampai jalan pikirannya yang aku sendiri terkadang tidak mengerti. aku memang sangat mencintai nya tapi bukan dirinya yang sekarang. yang selalu berkata kasar kepadaku, yang menganggap ku seperti mainan bagi nya. aku juga manusia punya perasaan terlebih aku seorang wanita. tepat 9 bulan kami,  aku di hadapkan pada suatu masalah yang menuntut keikhlasan hatiku dan kesabaran ku. dia membagi cintanya dengan seorang wanita bernama desi, walaupun saat itu hubungan kami sedang ada masalah, tapi dia tak seharusnya bersikap seperti itu. walaupun hanya satu hari. jelas dia sudah menyakitiku. hanya bisa berkata " MAAF KARENA AKU TAK BISA MENJADI YANG SEMPURNA BUAT KAMU ". setelah kata-kata itu ku ucapkan, aku hanya bisa diam dan menahan rasa sakit yang sangat menyesakkan dadaku. hati ku hancur, yang ku tahu hanya rasa sesak yang kurasa. dia yang selama ini ku percaya dan dia juga yang selama ini posesif terhadap ku dan seolah-olah takut kehilangan ku dan slalu menuduh ku selingkuh, kini perbuatan itu dia lakukan. terus terang hati ku sangat terluka, tapi karena rasa sayangku begitu besar sehingga aku memaafkannya walaupun rasa sakit itu terus ada di hatiku.sebulan setelah kejadian itu aku muali bisa menerima nya kembali. hubungan kami kembali seperti biasa, mungkin hanya sikap ku yang sedikit berubah kepadanya. yang dulu sangat menyayanginya tapi kini entah kenapa setiap kali melihatnya hanya perasaan sakit yang ada di hatiku. ingin sekali ky kelurakan uneg-uneg ku terhadapnya, tapi aku tak sanggup karena ku tahu hal itu akn membuatnya terluka.tepat tgl 2 februari 2010 satu tahun hubungan kami. aku hanya bisa berdoa di tengah tahajud ku semoga allah membaerikan yang terbaik untuk hubungan kami. dantak ada ucapan apapun dari nya semua tampak seperti biasa bahkan dia membuatku kesal. lagi, lagi aku berusaha untuk meyakinkan hati ku " OWH MUNGKIN DIA DISANA SEDANG SIBUK " seminggu setelah hari yang menurut ku sangat spesial aku menereima sebuah keputusan yang sangat menyakitkan untuk hatiku. diua memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, tanpa sebab yang pasti dan hal itu sangat membuat ku terluka. aku hanya bisa tersiam memegang dadaku merasakan betapa sesaknya hal ini. akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke bogor dengan lasan untuk berlibur tetapi sejujurnya, aku tengah dalam ke adaan terluka dan ingin menenangkan diri. aku mulai menutup kuping dan mata ku dari dia. dari semua yang berhubungan dengannya. aku tutup pintu hatiku hingga tak akan ada lagi seseorang yang akan menyakitiku. aku selalu berkata pada diriku sendiri " AKU BISA HIDUP TAMPA MU " kata-kata iut yang selalu aku terapkan di hari-hari ku.satu bulan, dua bulan berlalu aku mulai menata hatiku kembali. aku simpan luka ku dalam" hinga tidak ada orang yang tahu, tapi tuhan berkata lain adikku yang sepantaran dengan ku mulai menghubungi daniel kembali tanpa sepengetahuan ku. dia mulai memberi tahu kondisiku yang berubah sikap menjadi gadis pemurung dan pendiam. adikku ingin sekali menyatukan aku dengan nya kembali dan akhirnya apa yang diharapkan adikku terjadi aku kembali lagi bersamanya. aku ras semuanya berjalan dengan baik dan dia sudah berubah, dia mulai menjelaskan hal yang membuat kami putus dua bulan yang lalu dan aku pun menerima penjelasannya.dan aku pun bahagia bisa kembali bersamanya terlebih lagi di ulang tahunku yang ke 18 aku ditemani olehnya. aku mulai kembali percaya dengannya sampai akhirnya sesuatu yang membuatku tak menyangka bahwa dia akan melakukan hal itu lagi pada ku.juli tanggal 7 aku tak sengaja membuka fb nya dan aku mulai melihat comentnya untuk setiap orang, awalnya tak da rasa curiga tapi allah itu adil aku selalu berdoa untuk kebahagiannya dan kini aku di tunjukan bahwa dia tak bahagia dengan ku. aku melihatnya berfoto yang ku pikir itu sangat tidak pantas untuk seseorang yang sudah memiliki kekasih lewat facebook semuanya terbiongkar. dia membohongiku. aku tidak mempermasalahkan fot yang dia buat tapi aku mempermasalahkan kebohongannya. kenapa dia taidak bilang kepadaku? seandainya dia bilang aku tak akan marah di tambah lagi saat masalah ini terjadi dia berbicara yang menurutku sudah sangat menyakiti hatiku di tambah lagi dia menuduhku menduakan cintanya. aku hanya bisa menangis dalam hati perasaan ku begitu terluka hingga aku memutuskan untuk mengiyakan apa yang dia katakan. " KITA PUTUS " itu keputusan yang di buat olehnya. aku pikir ini adalah yang dia mau. dia nggak akan dan tak akan pernah bisa berubah. dia terus menyakitiku dengan sikap dan kata-katanya. semenjak saat itu sms dan telp dari nya tak pernah aku angkat dan aku balas. walaupun jujur di dalam hatiku aku masih sangat mencintainya tapi luka yang sudah di torehkannya kepadaku membuatku begitu merasakan sakit, bahkan membuat perasaan ku mati hingg aku tak bisa merasakan perasaan asuka terhadap lawan jenis. namun bukan berarti aku menjadi lesbi. aku hanya merasakan perasaan yang hampa dan membuatkau menutup hatiku untuknya dan untuk semua lakii". aku tak ingin teluka lagi. jujur aku sangat mencintainya tapi kalau melepaskannya membuat dia bahagia berarti hal itu harus ku lakuakn untuk kebahagiannya.   

Awal Yang Indah Dan Akhir Yang Menyakitkan

Kehidupan ku dimulai ketika aku mulai mencintai seorang lelaki yang menurut semua orang salah. karena terletak perbedaan agama antara kami. tetapi aku tak peduli dengan semua itu, menurut ku cinta adalah perasaan dua insan yang saling menyayangi dan tidak memandang, umur, harta, tinggi rendahnya derajat seseorang, suku dan agama. aku mencintai dia dengan sepenuh hatiku. perasaan yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Daniel cowok yang memberiku pelajaran tentang cinta. dia mulai mengajarkan aku tentang tertawa, bahagia, menangis, sakit hati, kecewa dan benci. semua dia ajarakan dalam 1 setengah tahun hubungan kami.awal yang indah belum tentu berakhir indah. itulah yang terjadi dalam kisah cintaku. satu bulan semenjak aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya kupikir ini hanyalah cinta anak remaja yang setelah lulus smk semuanya akan berakhir. tapi setelah ku jalani kenyataan berbeda. aku mulai berharap lebih kepadanya. aku berharap dia adalah suami ku kelak yang akan selalu ada bersama ku suka maupun duka. bahkan kami sudah merancang kehidupan keluarga kami.tapi apa mau di kata kenyataan berkata lain hubungan kami selalu terjadi banyak masalah, mulai dari sikap dia yang berubah. rasa cemburu nya sampai jalan pikirannya yang aku sendiri terkadang tidak mengerti. aku memang sangat mencintai nya tapi bukan dirinya yang sekarang. yang selalu berkata kasar kepadaku, yang menganggap ku seperti mainan bagi nya. aku juga manusia punya perasaan terlebih aku seorang wanita. tepat 9 bulan kami,  aku di hadapkan pada suatu masalah yang menuntut keikhlasan hatiku dan kesabaran ku. dia membagi cintanya dengan seorang wanita bernama desi, walaupun saat itu hubungan kami sedang ada masalah, tapi dia tak seharusnya bersikap seperti itu. walaupun hanya satu hari. jelas dia sudah menyakitiku. hanya bisa berkata " MAAF KARENA AKU TAK BISA MENJADI YANG SEMPURNA BUAT KAMU ". setelah kata-kata itu ku ucapkan, aku hanya bisa diam dan menahan rasa sakit yang sangat menyesakkan dadaku. hati ku hancur, yang ku tahu hanya rasa sesak yang kurasa. dia yang selama ini ku percaya dan dia juga yang selama ini posesif terhadap ku dan seolah-olah takut kehilangan ku dan slalu menuduh ku selingkuh, kini perbuatan itu dia lakukan. terus terang hati ku sangat terluka, tapi karena rasa sayangku begitu besar sehingga aku memaafkannya walaupun rasa sakit itu terus ada di hatiku.sebulan setelah kejadian itu aku muali bisa menerima nya kembali. hubungan kami kembali seperti biasa, mungkin hanya sikap ku yang sedikit berubah kepadanya. yang dulu sangat menyayanginya tapi kini entah kenapa setiap kali melihatnya hanya perasaan sakit yang ada di hatiku. ingin sekali ky kelurakan uneg-uneg ku terhadapnya, tapi aku tak sanggup karena ku tahu hal itu akn membuatnya terluka.tepat tgl 2 februari 2010 satu tahun hubungan kami. aku hanya bisa berdoa di tengah tahajud ku semoga allah membaerikan yang terbaik untuk hubungan kami. dantak ada ucapan apapun dari nya semua tampak seperti biasa bahkan dia membuatku kesal. lagi, lagi aku berusaha untuk meyakinkan hati ku " OWH MUNGKIN DIA DISANA SEDANG SIBUK " seminggu setelah hari yang menurut ku sangat spesial aku menereima sebuah keputusan yang sangat menyakitkan untuk hatiku. diua memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, tanpa sebab yang pasti dan hal itu sangat membuat ku terluka. aku hanya bisa tersiam memegang dadaku merasakan betapa sesaknya hal ini. akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke bogor dengan lasan untuk berlibur tetapi sejujurnya, aku tengah dalam ke adaan terluka dan ingin menenangkan diri. aku mulai menutup kuping dan mata ku dari dia. dari semua yang berhubungan dengannya. aku tutup pintu hatiku hingga tak akan ada lagi seseorang yang akan menyakitiku. aku selalu berkata pada diriku sendiri " AKU BISA HIDUP TAMPA MU " kata-kata iut yang selalu aku terapkan di hari-hari ku.satu bulan, dua bulan berlalu aku mulai menata hatiku kembali. aku simpan luka ku dalam" hinga tidak ada orang yang tahu, tapi tuhan berkata lain adikku yang sepantaran dengan ku mulai menghubungi daniel kembali tanpa sepengetahuan ku. dia mulai memberi tahu kondisiku yang berubah sikap menjadi gadis pemurung dan pendiam. adikku ingin sekali menyatukan aku dengan nya kembali dan akhirnya apa yang diharapkan adikku terjadi aku kembali lagi bersamanya. aku ras semuanya berjalan dengan baik dan dia sudah berubah, dia mulai menjelaskan hal yang membuat kami putus dua bulan yang lalu dan aku pun menerima penjelasannya.dan aku pun bahagia bisa kembali bersamanya terlebih lagi di ulang tahunku yang ke 18 aku ditemani olehnya. aku mulai kembali percaya dengannya sampai akhirnya sesuatu yang membuatku tak menyangka bahwa dia akan melakukan hal itu lagi pada ku.juli tanggal 7 aku tak sengaja membuka fb nya dan aku mulai melihat comentnya untuk setiap orang, awalnya tak da rasa curiga tapi allah itu adil aku selalu berdoa untuk kebahagiannya dan kini aku di tunjukan bahwa dia tak bahagia dengan ku. aku melihatnya berfoto yang ku pikir itu sangat tidak pantas untuk seseorang yang sudah memiliki kekasih lewat facebook semuanya terbiongkar. dia membohongiku. aku tidak mempermasalahkan fot yang dia buat tapi aku mempermasalahkan kebohongannya. kenapa dia taidak bilang kepadaku? seandainya dia bilang aku tak akan marah di tambah lagi saat masalah ini terjadi dia berbicara yang menurutku sudah sangat menyakiti hatiku di tambah lagi dia menuduhku menduakan cintanya. aku hanya bisa menangis dalam hati perasaan ku begitu terluka hingga aku memutuskan untuk mengiyakan apa yang dia katakan. " KITA PUTUS " itu keputusan yang di buat olehnya. aku pikir ini adalah yang dia mau. dia nggak akan dan tak akan pernah bisa berubah. dia terus menyakitiku dengan sikap dan kata-katanya. semenjak saat itu sms dan telp dari nya tak pernah aku angkat dan aku balas. walaupun jujur di dalam hatiku aku masih sangat mencintainya tapi luka yang sudah di torehkannya kepadaku membuatku begitu merasakan sakit, bahkan membuat perasaan ku mati hingg aku tak bisa merasakan perasaan asuka terhadap lawan jenis. namun bukan berarti aku menjadi lesbi. aku hanya merasakan perasaan yang hampa dan membuatkau menutup hatiku untuknya dan untuk semua lakii". aku tak ingin teluka lagi. jujur aku sangat mencintainya tapi kalau melepaskannya membuat dia bahagia berarti hal itu harus ku lakuakn untuk kebahagiannya.   

Backstreet

nama ku apri, aku bersekolah di sekolah unggul di kota ku.aku mempunyai band yang cukup dikenal di kalangan ku, aku adalah capten nya dan juga sebagai keuangan nya, band kami sudah sangat terkenal di kota ku, kami sudah sering tampil mengikuti festifal dan tak jarang kami yang mengambil juara pertama. Dan itu semakin membuat kami semakin dikenal oleh para remaja sekarang.suatu hari ada murid baru pindahan dari sekolah lain di tempatkan di kelaz ku, aku awal nya judes sama dia, tapi entah kenapa lama lama, aku merasa aneh sama dia, aku mulai pdkt dengan nya, dia orang nya ternyata asik dan lebih cantik saat aku mengenal nya, cukup satu bulan aku pdkt dengan nya, aku sudah berani mengatakan cinta padanya. dan betapa aku senang nya saat dia mau menerima ku. tapi dia keliatan kurang setuju saat aku mengajukan syarat backstreet, tapi akhirnya ia setuju dengan ku. aku mengajukan backstreet supaya para peans ku di schol tidak kecewa dengan ku kaarena aku udah punya pacar.satu bulan aku bersama nya aku mulai sadar aku sangat menyayanginya, aku mulai berpikir untuk bicara dengan teman teman. namun aku tak juga membicarakan nya. dan pada suatu hari irwan(salah satu personil ku) mengenal kan pacarnya dan dia adalah sisi, aku sangat terkejut, sisi( pcar backstreetku) pacaran dengan irwan, suatu ketika aku memiliki kesempatan bicara dengan sisi. aku bertanya kenapa ia lakukan ini, namun dia malkah menyalahkan ku dan berkata bahwa aku terlalu malu untuk mengakuinya, aku mengaku salah padanya dan berkata aku minta maap. tapi ia malah pergi, ia tak menghiraukan ku lagi.suatu hari aku melakukan kesalahan besar, entah kenapa aku memberitahukan irwan bahwa sisi itu ialah pacarku, aku lalu menjelaskan secara rinci, irwan sedikit percaya padaku, tapi setelah sisi tidak mengakuinya, irwan malah berbalik menuduhku sebagai pengganggu hubungan, teman teman pun awal nya mendukung ku, namun karena tak ada bukti apa apa aku terus dipojokan, aku pun sadar aku salah, aku mulai tak menghiraukan nya, aku mulai fokus pada pelajaran dan band ku, tapi irwan sepertinya mulai tak suka padaku.suatu ketika terjadi perdebatan heboh antara aku dan irwan, dan itu terjadi di dalam studio dirumah ku, didepan teman teman ku, "KAU BUKAN LAGI ANGGOTA VAZUKAN" kata yang keluar dari ku, kata yang sangat membuat ku menyesal telah mengeluarkan nya, saat itu smua tak stuju padaku namun apa boleh buat, mereka terpaksa menyetujinya, tapi tak berjalan lama,, irwan berhasil menghasut teman teman, mereka berencana mau menyewa band tersendiri dan patungan saat ada vestifal, namun dengan syarat aku harus dikeluarkan.Aku tak tau harus apa setelah ini. aku sudah dikeluarkan dari band, aku juga harus kehilangan teman, begitu juga aku harus merelakan sisi. Lama aku memikirkan cara supaya kesalahan ku ini bisa aku perbaiki. namun aku tak punya satu cara apapun. Hingga Diana, salah satu teman sekaligus peans ku mau membantu ku, Dia menelusuri semua tentang keadaan yang band ku lakukan saat ini.hingga Keesokan harinya, ia datang kepadaku dengan memberikan gagasan yang sangat membingungkan ku. Pura pura pacaran dengan diana agar aku tak dianggap teman ku cemburu pada irwan, aku sangat bingung setengah mati. Tapi demi teman ku lagi, aku harus rela, Aku menuruti semua rencana diana untuk kencan palsu yang kami buat, Diner pada acara acara yang sengaja kami perlihatkan pada irwan.Rupanya diana tak tinggal diam. Dia dengan berani dan cuma bemodal nekat. Pergi keacara ulang tahun sisi, yang padahal aku dan diana tak diundang. ditarik nya aku keacara itu hingga aku berhenti pada sebuah panggung yang khusus untuk band ku. aku lihat diana, dia mengangguk seakan memberikan isyarat. Semua mata tertuju saat itu padaku, semua nya heboh, terutama irwan."Aku tau aku salah, aku tau kalau aku ini keras. tapi aku hanya minta satu kali kesempatan saja untuk meminta maap pada kalian, aku hanya ingin kalian masih menganggap ku sebagai sahabat, seperti yang kita lakukan dulu berempat. hanya kita, dan hanya kita" entah kenapa saat itu air mataku tiba tiba mengalir keluar."aku minta maap padamu irwan, aku tak ingin menghancurkan persahabatan yang indah ini hanya karena seorang wanita, aku janji tak akan mempermasalahkan ini lagi, aku hanya ingin minta maap padamu, walau hari ini kau tak akan memaapkan ku, tapi aku akan menunggu saat itu, saat dimana kita kembali tertawa bersama"Diana tiba tiba memegang tangan ku, kemudian dipeluknya aku di depan umum, " Irwan" ucapnya "Apri adalah kekasih ku. kau tak berhak menuduhnya cemburu padamu, karena dia mencintaiku. Dan ini" dia mengambil sebuah surat yang sepertinya aku kenal." ini adalah surat penolakan untuk perlombaan pasangan mesra yang dikirim saat apri ingin mengikuti perlombaan ini bersama sisi." dilemparnya surat itu pada irwan, aku ingat sekarang, dulu aku pernah sekali berpoto dengan sisi untuk mengirim biodata kami supaya bisa mengikuti lomba kasih sayang. Betapa terkejutnya irwan meliat poto itu.Keesokan harinya, aku sudah kembali bergabung bersama Vazukan lagi. Sisi hanya diam menatap ku hampa, aku tersenyum padanya dan sekali mengangguk. pada malam sebelum nya, setelah irwan lari karena syok meliat poto ku dengan sisi. aku mengatakan cinta pada diana, sekarang kami bukan lagi pura pura pacaran. Namun Kami sudah resmi pacaran. dan BACKSTREET, tak akan ada lagi dalam kamusku.

Sebuah Penghianatan Cinta

Disaat seorang wanita mengharapkan ketulusan cinta yg takkan pernah mati dari seorang lelaki, sebut saja wanita itu Vania dan seorang lelaki itu Angga. Mereka telah menjalin hubungan yang cukup lama dan esok hari adalah hari bertambahnya usia hubungan mereka yaitu 1 tahun 2 bulan. Angga memberikan surprise yang sangat membuat Vania terkejut. Vania pun tak menyangka begitu tega dan kejamnya Angga terhadap dirinya karena ternyata surprise itu adalah pengkhianatan cinta dari Angga. Sekejap Angga telah menghancurkan hubungan mereka dan semuanya dengan perbuatan yg sangat hina. Sebelum Vania tau semua itu mereka masih baik-baik saja, bahkan mereka sempat bertemu dan tertawa bersama-sama. Sepulangnya dari bertemu dengan Angga, Vania mempunyai firasat yg buruk akan Angga, lalu Vania cepat-cepat mengambil sebuah laptopnya dan siapa tau saja semua firasat buruknya bisa ditemukan di sana. Ternyata kecurugaan Vania terhadap Angga telah terbukti, cepat-cepat Vania mengambil telepon gennggamnya dan mengetik sebuah pesan kepada Angga yang isinya."kamu punya facebook lagi? ko ga bilang-bilang sama aku? terus maksud kamu apa relationshipnya married to Lira? anniversary 17 Juni 2010? "Vania sempat tidak percaya bahwa facebook itu milik kekasihnya, setelah Vania mencari tau semuanya dan ternyata itu memang benar kekasihnya yang telah menduakannya. Tersontak dan terperangah Vania melihat foto kekasihnya itu bermesraan dengan wanita lain. Tak terasa air mata telah membasahi pipiya. 15 menit telah berlalu dan tak ada satupun balasan pesan dari Angga. Tak lama kemudian telepon genggam Vania berdering, dia melihat layar handphonenya dan ternyata Angga yang menelepon, tanpa pikir panjang Vania pun mengangkat telepon itu, terjadilah percakapan diantara keduanya.Angga : "Tunggu Vania aku bisa jelasin semuanya. Waktu itu sekitar 2 bulan yg lalu aku berkunjung ke tempat kostan sahabat aku dan sesampainya aku disana sahabat aku beserta teman-temannya sedang asik minum-minum, disalah satu teman sahabat aku, ada seorang wanita Lira namanya, lalu dikenalkanlah aku dengan wanita itu oleh sahabatku kemudian diajaklah aku minum juga bersama mereka begitu juga dengan wanita itu dan sampai pada akhirnya aku terbawa suasana dan melakukan hubungan intim sekitar 60%. Kemudian keesokan harinya Lira menelepon aku dan minta pertanggung jawaban dari aku, kalau aku enggak mau jadi pacar dia, dia mengancam akan bilang semuanya ke orangtua aku dan aku juga bilang aku masih single karna aku takut kamu diancam atau diteror sama wanita itu, aku terimalah dia. Dan dari situlah awal mulanya facebook. Maafin aku ya, aku ga sadar melakukan semua itu."Tersontak Vania mendengarnya dan hatinya terasa rapuh, tersakiti, dan terkhianati. Terdengar suara isakan tangis dari seberang sana.Vania : "Kamu ko tega banget melakukan itu sama aku? Kamu tau kan akibatnya apa?  kamu tuh nyakitin aku banget". Trus sampai sekarang kamu masih pacaran dan berhubungan sama dia?".Angga : " Iya, tapi aku juga udah jarang ketamu ko cuma via sms dan by phone aja. Tolong kasih aku waktu buat menyelesaikan semua ini".Vania : " Udah cukup kamu nyakitin hati aku dengan semua perbuatan kamu. tolong dong kamu pikirin perasaan aku dan kalau  posisi kamu ada di aku. Sakit tau, sakit banget diginiin. Sudah, cukup sampai disini aja hubungan kita dan sudah cukup kamu nyakitin hati aku".Angga :"Tolong Vania,jangan! kasih aku waktu buat menyelesaikan semua ini, aku mohon".Vania : "Aku engga bisa, sudah cukup semuanya. Tolong hargain keputusan aku".Angga : "Please Vania jangan, aku gak mau. Please!!!".Vania : " Ya sudah ya cukup sampai disini. Bye".tuttt...tutttt....tuuutttttelepon pun terputus.kringgg...kringggg...kemudian terdengar lagi nada dering dari handphone Vania ternyata Angga lagi yg menelepon, direject lah telepon dari Angga oleh Vania untuk yg kesekian kalinya.termenung Vania mengetahuinya, air matapun jatuh tak henti-hentinya. Kecewa, sakit, kesal, ingin marah, dan teriak sekencang-kencangnya, itulah yang sedang dirasakan Vania saat itu.Vania : " Ya Allah, apa salah ku sampai teganya dia berbuat itu kepada ku. Susah payah aku mempertahankan hubungan kami agar tetap selalu terjaga tapi dia seenaknya menghancurkan semua itu. Rasanya aku ingin hilang ingatan untuk bisa melupakan semuanya. Terlalu sakit hati ini untuk menerima kenyataan yang begitu pahit tapi aku tak berdaya mengelak dari kenyataan ini. Terimakasih atas surprisenya untuk 1 tahun 2 bulan, kamu telah sukses membuat sakit hati aku. Selamat tinggal! Semoga berbahagia dengannya!!'"

Lukisan Hati Sang Survivor

Pagi itu sangat dingin aku berharap bisa bertemu dengannya padahal setiap Ia ada di dekatku aku tak pernah mengharapkan kehadirannya. Rasa itu memang semu kadang kala aku berpikir bahwa diriku ini munafik karena di belakangnya aku diam-diam mengaguminya. Aku mengaguminya sejak pertama bertemu tapi seiring waktu berlalu rasa itu hilang tapi aku baru tahu dari temanku kalau Ia juga mulai tertarik padaku.  Kami memang tidak dekat, Ia bekerja di bagian yang berbeda di Perusahaan besar ini. Mungkin karena diriku yang mempunyai perilaku baik akhir-akhir ini. Selama ini Aku hanya menjadi diriku saja, menjadi pejuang kebaikan. Aku hanya ingin menjaga hatiku  sebab semua yang kulakukan adalah prinsip dalam hidupku, aku hanya tidak mau terikat saja. Entah sejak kapan Ia tertarik padaku, Aku tak pernah menanyakannya namun diam-diam aku mencari tahu tentang dirinya.Bila Ia baru sebatas tertarik masih bisa kuhindari dan tak ada yang tersakiti sebab Ia pasti cepat melupakanku selagi perasaannya belum berlabel cinta. Awalnya aku berpikiran seperti itu, memang benar aku bisa menghindarinya tapi kenapa aku tak kuasa untuk tidak memikirkannya. Jantungku berdegup kencang saat Ia ada, diri ini ingin selalu diperhatikan olehnya. Banyak kata istighfar terucap dari bibirku. Aku ini juga manusia biasa, seorang wanita yang juga punya perasaan cinta apalagi aku bukan anak sekolahan lagi. Sebenarnya aku bisa saja berpikir apa salahnya aku mencoba untuk mengenalnya bisa saja Ia adalah jodohku walaupun aku tidak mau menjalin ikatan pacaran. Banyak wanita mengaguminya bukan dari fisiknya yang tampan saja, kepribadiaanya juga baik, Ia juga alim dan jabatannya di perusahaan juga meningkat dari karyawan menjadi manajer. Aku juga sering bingung dan menyalahkan kenapa Ia menyukaiku karena semuanya tidak biasa kemarin sebelum semua ini terjadi aku masih bisa tersenyum atau menegurnya tapi sekarang menatapnyapun aku tak kuasa. Terkadang juga Aku tak mengerti, Apa yang menjadikan aku bimbang toh posisiku juga tidak terlalu buruk di sana. Sebenarnya aku bisa saja sholat istikharah meminta petunjuknya ataupun qiyamul lail tapi aku sendiri yang tak pernah menginginkannya. Seolah-olah harapan itu tidak ada lagi datang, aku merasa ada sesuatu pada diriku yang menghalangi semua itu. Tiba-tiba ada seorang wanita yang aku kenal memanggilku sehingga membuyarkanku dari ingatan masa laluku itu. Ia menghampiriku dan aku baru menyadari bahwa air mataku menetes. Ia menyeka air mataku, aku tak bisa menahannya lalu Ia memelukku. Ia adik perempuanku, Ia tahu aku tidak bisa menjawabnya, aku hanya bisa bicara di dalam hati padahal aku ingin mengatakan bahwa selagi belum ada cinta, Lelaki itu bisa melupakanku dan memang benar setelah kuketahui Ia sudah punya istri sekarang. Dan ternyata akulah yang terjebak cinta itu, biarlah semua hanya kenangan. Bila saja aku bukan seorang survivor penyakit yang parah ini, aku tetap akan menjaga hatiku dan alangkah senang diriku bila aku bisa menikah. Dan aku tidak boleh menyalahkan takdir meskipun ini penyakit keturunan dari ayahku yang telah tiada, banyak motivasi dan doa untukku. Biasanya aku melihat di drama ataupun kisah orang tentang survivor namun sekarang aku tak hanya menyaksikan tapi  merasakan sendiri. Aku tak ingin bertanya pada Tuhan kenapa harus aku yang mengalaminya sebab ada banyak hikmah kehidupan yang aku rasakan dan rasa syukurku semakin bertambah. Aku berada di kursi roda, selalu berusaha untuk kuat padahal rasa sakit tidak tertahankan semua menganggu sistem syarafku termasuk kebisuanku.  Besok adalah pilihan ketetapan apakah hidup atau mati setelah dioperasi. Sepenggal kata dalam suratku........Kalian pasti mencari dimana lukisan yang kubuat dengan menorehkan hobiku itu pada waktu luang meski aku sibuk bekerja di kantor. Kalian memuji karya indahku itu ‘gambar yang abstrak tapi penuh kesan’, siapa dulu anak Ibu. Ibu...bekerja membanting tulang demi anaknya berhasil, keinginan terbesarku Ibu naik haji. Ibu buka amplop warna hijau di atas meja. Akhirnya aku bisa tersenyum meski sekarang tak bisa memeluk Ibu, bagaimana? Ibu bersujud syukur dek Ni? Sekarang kamu yang jadi kakak tertua, jaga adik-adikmu ya..Keep smiling!

Bintang Ku

Kutanya hati ku saat malam datang dengan membawa kegelapan nya."mengapa harus ada malam?". kegelapan adalah hal yang paling tak aku sukai, aku paling tidak menyukai hal yang gelap. Tapi, dalam gelap nya malam, ada sebuah benda yang terang. yang menerangi dirinya sendiri tanpa penerangan benda yang lain nya.Bintang, benda yang paling terang saat malam tiba, Benda yang paling bersinar diantar benda yang lain nya. Namun di antara bintang bintang yang terang. Ada satu bintang yang paling terang yang dapat menerangi hati ku."Bintang,, Suatu hari aku pasti bisa melihat kalian" ucap ku dalam kesendirian"DAN... aku akan menemukan bintang yang paling terang dalam hidup ku.
di kejauhan kulihat seorang wanita sedang menangis di kursi taman. saat kudekati dia ternyata menangis sambil memegang sebuah foto laki laki.
"hahc,, kau menangis karena seorang yang bahkan tak tau sekarang kau sedang apa?" ucap ku padanya dan melemparkan sapu tangan. aku langsung melanjutkan jalan ku, dan pergi meninggalkan nya.  
"kaka....!" teriak nya memanggil ku
"apa lagi hahc?"
"aku ingin mengembalikan ini padamu" dia lalu berdiri sigap dan berlari kearah ku, tapi saat dia hampir sampai. dia hilang keseimbangan dan terjatuh. aku spontan langsung menangkap nya,
" hei kau dasar gadis ceroboh" aku sepertinya merasakan sesuatuyang basah di leher ku,"tunggu,,,,, cairan basah apa yang ada di leher ku?"
"hehehehe" dia langsung berdiri dan tersenyum" maap kaka,, itu bekas air mataku yang aku sapu pakai sapu tangan kaka, aku mau mengembalikan nya"
" KAU INI........ dasar gadis jorok"Seharian penuh aku terus teringat hal yang menjijikan itu. ku arah kan kembali kaki ku ke kamar kecil untuk membasuh leher ku, namun sungguh sial nasib ku ini
"KAKA!!!!!!!........!" teriak gadis jorok itu padaku padaku sambil berlari kearah ku.
" heh heh heh, stop stop! nanti kau terjatuh lagi menimpaku"
"maap kaka, aku dari tadi menunggu kaka, aku yakin kaka akan kembali ke kesini untuk membasuh leher kaka" dia seraya langsung perlahan kearah ku
"apa.? apa lagi yang kau mau dari ku?" bentak ku padanya dengan nada rendah."aku hanya ingin minta maap pada kaka"
"minta maap katamu,?. hehc gadis cerewet,, aku tak akan pernah memaap kan mu,"
"huhc kaka ini,, apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuat mu memaap kan mu?"
"menjauh dari ku kau gadis jorok!!"
"tapi kaka,,,"
"pergi kau dari hadapan ku, dan jangan pernah lagi kau terlihat oleh kedua mataku" aku langsung pergi meninggal nya, yang niat nya ke kamar kecil aku malah kembali kekelas.hari itu sungguh sangat berat bagi ku,, dia terus saja menghampiri ku hingga aku mau memaap kan nya.
dua bulan berlalu setelah itu,, aku sedikit semakin akrab dengan nya. "JANDI" itu namanya, dia adalah gadis yang sangat menyebalkan ketika aku bersamanya, tapi selain itu, dia juga adalah gadis yang selalu membuat ku tersenyum. Suatu ketika aku berniat masuk sebuah organisasi pramuka sekolah. pertemuan pertama dan kedua awalnya aku merasa sangat cocok di sini. namun pada saat pertemuan ke tiga,
"HEHC kau racun dunia,! kenapa kau ikutan kesini?" ejek ku pada jandi.
"haduhcc kaka ini,,, aku suka dengan pramuka tau" dengan wajah yang cemberut"bukan nya ada tiga golongan pramuka di kota ini?, kenapa kau masuk kesini mengikutiku?"
"dengar ya cowok yang sok tau" aku sedikit terkejut padanya, karena itu pertama kalinya ia mengejek ku seperti itu" ini tubuh ku, dan ini pikiran ku, jadi aku terserah mau masuk apa, aku juga mana tau kaka ada disini"
"kau ini...... kenapa tidak masuk ke lubang buaya sekalian sana"hari demi hari kulalui bersama jandi. lama aku ikut organisasi pramuka ini, dan berlatih keras,, setiap hari aku pasti saling mengejek satu sama lain dengan jandi. karena keahlian ku dianggap cukup oleh para kaka kaka pramuka, aku di tunjuk sebagai pemimpin para ketua kelompok, itu artinya aku adalah letnan dari pramuka yang mempin seluruh anggota.
"AHA" sebuah ide muncul di kepala ku." JANDI,!!!"
"ya kaka?"
"kau,," sambil menunjuk hidung nya" kutugaskan untuk membawa barang barang ku saat aku suruh, mengerti?"
" TAPI KAKA"
"jangan membantah" hahaha,,,,,  senang sekali rasanya hati ku setelah mengerjai gadis itu.. aku benar benar tak tau apa yang ada dalam pikiran nya saat itu, yang aku tau pasti dia sangat jengkel, " hahahahaha, aku tak perduli itu",
Tiba suatu hari pengumuman yang sangat mengagetkan ku. bahwa tim pramuka kami harus mengadakan kemping di gunung selama 3 hari. aku ingin sekali tidak mengikuti nya, tapi aku adalah pemimpin dari para ketua kelompok, kalau aku tidak ikut dalam acara itu. jabatan ku pasti akan hilang."tenang,,,, tenang apri,,,,, kamu pasti bisa,,," ucap ku pada diriku sendiri."bagaimana ini, aku tidak bisa meliat dalam gelap malam, apa lagi yang hanya diterangi cahaya obor, aku memiliki penyakit mata yang tak bisa meliat saat gelap" aku mulai khawatir pada apa yang akan terjadi. Aku sedikit demi sedikit terbayang pada apa yang akan terjadi, seperti jatuh dijurang"
"kaka!" panggil jandi mengagetkan ku
"apa?, apa kau mau menertawakan ku hahc"
"apa maksutmu?, kaka ini ada ada saja, oiya, kaka pasti ikut kandalam kemping minggu ini?"
"em, aku tak tau, aku sepertinya ada acara" aku malah semakin deg deg gan saat jandi yang bertanya tentang kemping.esok adalah hari keberangkatan kemping. aku semakin gugup rasanya. aku malah semakin membayangkan kejadian kejadian yang memalukan saat malam hari yang akan datang disana, aku terbayang saat mempin pasukan dengan tegas nya aku malah tertabrak pohon,
"aduhhhhhhhhhh......." teriak ku di taman sekolah,
"KAKA kenapa?"
"hehc kau gadis hantu,! kenapa kau selalu tiba tiba muncul di depan ku begitu,?"
"maap kaka, aku dari tadi melihat kaka dengan wajah yang ketakutan seperti itu, dan aku malah mendengar kaka teriak, jadi aku langsung menghampiri mu."
"oh begitu?,, aku sepertinya sakit,,, tak bisa ikut dalam kemping"
" yah kaka ini,, sehat sehat begini bilang sakit, lagi pula harus ada surat keterangan dokter untuk minta ijin sama kaka pembina pramuka"
(tunggu dulu) ucap ku dalam hati(kalau aku ketahuan punya rabun senja,, aku akan di keluarkan dari pramuka)
"kaka,,,? kau kenapa?"
"ehh anu,, aku tidak apa apa, kamu pergi saja sana, tak perlu menghawatirkan ku"
Tiba juga hari nya, hari dimana Keberangkatan pramuka, tak pernah aku se deg deg gan ini saat menaiki suatu bis rasanya. aku seakan seperti akan dimasukan kedalam neraka.ketika aku masuk kulihat semua anggota sudah siap.Kulihat jandimenyediakan tempat duduk disamping nya,
"kaka,,,, sini!!!" panggil nya,aku berjalan kearah tempat duduk nya, dan saat aku tiba di dekat nya, dia semakin tersenyum.
"hehc kau" ucap ku pada salah satu anggota pramuka laki laki.
"akU?,"
"ya kau, coba kau berdiri di samping ku" laki laki itu kemudian menurut pada ku, saat ia berdiri di samping ku. aku langsung duduk di tempatnya. " hehc kau, kau duduk disamping gadis menyebalkan itu saja,"
"apa..? i, iya!" kulihat spontan senyum jandi hilang dan menjadi tegang , aku tak tau kenapa, yang pasti dia tak senang, aku langsung tertawa sekencang nya dalam hati. saat bis mulai jalan, aku kembali terbayang yang akan terjadi padaku saat malam tiba.
" tenang apri,,, kau sudah membawa senter super terang, lampu batrai berwat tinggi, dan kompas berlampu,," saat terpikir dengan persiapan ku aku sedikit lebih tenang. ku intip sedikit jandi di tempat duduk nya. Aku sedikit kaget melihat dia tertidur bersandar pada laki laki itu."apa?, ucap ku dalam hati" kayaknya dia sudah menemukan pujaan hatinya," aku sedikit merasa tidak enak melihat jandi bersamanya."hehc apri" ucap hatiku pada diriku sendiri"keapa kau ini, masa kau iri meliat laki laki itu disandari oleh gadis menyebalkan itu,, paling kau cuma tegang memikirkan kemping ini, ya pasti begitu"
akhirnya bis sampai pada tujuan nya, 4 jam aku tak bisa tidur dalam bis karna risih dan tegang memikirkan malam ini, dan juga meliat ana yang tidur pulas dengan laki laki itu, keliatan nya laki laki itu nyaman bersamanya.
"HEHC kau" ucap ku pada jandi" nyaman kah kau tidur bersama laki laki yang itu,? pasti kau dari tadi di dalam bis bermimpi sangat indah,? iya bukan?"
"tentu saja kaka, trima kasih banyak kaka ya" kulihat wajah nya berseri seri. dan dia langsung memeluku
"KAU,,,,,,. dasar wanita yang aneh,, lepas kan aku!!!"
" kaka cemburu ya,,,,?"
"hahc, hahaha, aku? cemburu? jangan bermimpi kau gadis aneh"aku langsung pergi bergegas menyiapkan tenda tenda itu. Tiba akhirnya malam,,, aku memang benar benar tidak bisa meliat apa apa,
"PASUKAN BERKUMPUL DI LUAR TENDA CEPAT"
Aku bergegas keluar tenda membawa sebuah senter untuk berjaga jaga. "hahc. dasar kaka pramuka menyebalkan, kenapa harus malam sihc kegiatan nya?" malam itu kami membagi kelompok dengan aku yang mengatur pasukan nya."gawat ini" ucap ku dalam hati.
"hehc kaka" panggil jandi padaku, " kau buta ya,,? kenapa kau memasukan aku dalam kelompok mu?"
"apa?," sekejap kulihat ternyata aku salah meletakan nomor" hehc kau gadis aneh,, aku tak sengaja, lagi pula kau seharus nya senang bisa berkelompok dengan aku?"
"hahc,? senang? satu kelompok bersama mu selama tiga hari ini kau sebut senang,? "
"terus apa maumu hahc gadis cerewet?"dia kemudian menunjuk seorang,"itu, aku mau satu kelompok bersamanya!"
"apa?, laki laki itu,?" setelah ia meminta itu aku rasanya ada sedikit perasaan yang aneh" tidak, tidak bisa,! aku perlu bantuan mu, jadi kamu harus ikut kelompok ku." aku berpaling dan berjalan meninggalkan nya, dia tidak bersama laki laki itu. "apri" ucap ku dalam hati" aku yakin kau cuma mau mengerjai wanita itu."
"kaka,, bukan nya kau tak pernah meminta bantuan padaku?"
Malam perjalanan pun dimulai, kini aku semakin deg deg gan pada dadaku. Kami disuruh menelusuri hutan untuk pergi ke pos dua, masing masing kelompok harus terpisah.
"GELAP" aku sama sekali tak bisa meliat apa apa. aku tak bisa bergerak, aku tak tau harus apa. aku hanya berdiri ditempat setelah semua kelompok bergerak. tapi saat itu tangan ku di pegang oleh seorang, aku seperti dituntun oleh nya,
"si. si apa kau?" sahut ku pada orang itu.
"hehc kaka, kau sakit perut ya,?" jandi, ya itu jandi."jandi?, kau,?,,,,,?"
"kaka,,,, kalau masalah kaka aku sudah tau, jadi kaka tidak usah menyembunyikan nya lagi," aku sangat terkejut oleh kata katanya itu, aku seakan terpaku oleh nya, " kaka takut dengan hantu kan?"
"a,a,a apa katamu gadis cerewet,?" aku sedikit lega tapi juga ada sedikit rasa yang tak bisa kujelas kan saat itu. di sepanjang perjalanan ini aku tak melihat setitik cahaya pun, aku hanya lama dituntun oleh jandi.
"hehc jandi, kita sudah sampai mana?" tanyaku padanya,
"kaka,,,,,," dengan nada yang pelan" kita seperti nya tersesat,
"APA,,,,,, kau,, dasar kau wanita yang menyebalkan,"
"tapi kan kaka punya kompas, dan aku tak mengerti soal kompas,"haduhc, aku seakan pasrah hari itu." hehc jandi, coba tuntun aku ke lahan yang sedikit kosong,"
"kaka buta ya?"
"cepat kataku," dia langsung menariku kesuatu tempat,saat sudah hampir sampai,
"liat kaka ada bintang jatuh terang sekali,,"
"mana mana,?" aku langsung menengok keatas tapi saat aku berdiri aku hilang keseimbangan dan terjatuh, tapi saat itu juga jandi menangkap ku, aku terpana sesaat ketika wajah ku sangat dekat dengan jandi, "aku bisa melihat mu?" ucap ku padanya dengan lemah,
"kaka,"
"apa,?"
"kaka memeluk ku..??"
"sepertinya begitu,, lalu??"
"kaka berat sekali,"
"oh maap" aku tersadar dan langsung melepaskan pelukan ku, keadaan hening sebentar setelah kejadian tadi.
(apa,,, apa ,,,,, apa tadi aku memeluk nya??) pikir ku dalah hati.
"kaka kenapa tak bisa kembali ke pos, kaka kan mengerti tentang kompas,?" ucap nya padaku memecah kesunyian
"baiklah aku mengaku, aku tak bisa melihat dalam kegelapan"
"kau tak bisa meliat dalam kegelapan,tentu saja gelap,"
"maksut ku, mataku tidak normal, aku punya rabun senja,"
"hahc, kaka punya rabun sanja,?? hahahahahaha?, kaka ini aneh, pantas saja keliatan tegang,,"
"awas kau jika bilang bilang"
"baiklah,, kaka"
"hehc jandi,, kau jangan pernah berada dimana aku tak bisa meliat mu, mengerti?"
"mengerti, jadi aku harus slalu di dekat kaka agar kaka bisa meliat ku?"
"ya begitulah,, jadi jangan pernah kau jauh jauh dari ku,!"iya kaka, aku akan selalu di dekat kaka"
"bagus,, aku mulai menyukaimu"
"heheheheh"
aku duduk di atas gunung yang lembut itu bersama seorang wanita dalam kegelapan. dan itu kali pertama nya aku dapat melihat seorang dalam gelap seperti itu, "kenapa apri,?" tanyaku pada hati ku." apa dia bintang ku,? apa dia bintang yang ku cari selama ini,?" aku terbayang kejadian malam itu sepanjang tidur ku, saat kejadian itu tak bisa hilang dari benaku.
"kaka,, bangun sudah pagi kaka,:!" aku terbangun dan dengan sedikit kesadaran aku melihat kesekitar,
"wahc,,,,, indah sekali disini." aku terpesona oleh pemandangan disini, di dekat jurang terjal yang mengahmpar seluruh pepohonan.
"kaka, aku lapar,,"
"baiklah, ayo kita pergi dari sini" aku langsung menarik tangan nya
" terima kasih kemaren kau mau menuntun ku, walau akhirnya tragis seperti ini
" kami kembali ke pos 2 dan ternyata mereka khawatir dengan kami, kami disambut riang saat kembali. saat itu juga laki laki yang di bis itu menghampiri jandi,
"kau tak apa kan?" ucap nya pada jandi sambil memegang tangan kanan nya,
"iya aku tak apa kok,"aku melihat mereka berdua tiba tiba langsung teringat saat malam dimana aku merasa jandi ialah bintang ku, dan aku dapat meliat jandi saat gelap. Aku langusng menarik tangan jandi pada saat dia masih berbincan dengan laki laki itu
"KAU LAPAR BUKAN, ayo kita cari makanan"
"kaka,,,, aku sedang sibuk tadi"
"heahc, kau ini.! ini ambil makanan ku, itu sangat enak, buatan ibuku," aku memberikan nasi goreng yang spesial dibuatkan oleh ibu ku, " dalam gelap aku slalu berpikir, ada kah aku bisa menemukan bintang ku" pikir ku dalam hati" tapi tadi malam, aku seakan melihat bintang yang paling indah dalam hidup ku.
"kaka,, nasi goreng nya enak sekali. trimakasih ya,"
"apa,?. nasi goreng yang dalam wadah besar itu untuk 3 hari  persediaan ku. dan kau mengahabis kan nya dalam satu kali makan, dasar kau gadis rakus, cerewet dan menyebalkan"
"hehehe maap, kaka aku pergi dulu ya, aku titip ransel ku" dia lalu pergi meninggal kan ransel nya. aku bermaksut mencari makanan di dalam ransel nya, dan memang benar,, dia membawa segudang makanan, "dasar rakus". saat ku ambil sebuah makanan ringan dalam ransel nya, terlihat oleh ku sebuah buku berwarna fink. kuambil buku itu, namun saat ingin ku buka sebuah foto terjatuh dari buku itu. kulihat foto itu, trnyata itu adalah laki laki yang dalam bis.aku lalu teringat jandi pernah menangis memegangi sebuah foto.
"oh,, jadi dia menyukai laki laki ini,? pantas saja ia meminta ku untuk satu tim dengan nya" aku lalu membawa foto itu bersama ku dan ingin menghampiri jandi."kemana perginya gadis itu,,? aku terus mencari nya, namun aku tak menemukan nya di manapun di pos, aku lalu bermaksut mencari nya ketempat di mana aku dan jandi tersesat. aku sangat terkejut melihat jandi sedang duduk berduaan dengan laki laki itu, aku merasa ada sedikit hal aneh yang aku rasakan dalam hati ku.
"oh, jadi ini alasan nya kenapa kau mau masuk pramuka?" aku langsung mengejutkan mereka,
"kaka,,," ucap jandi padaku,"hahcc,, benar benar memalukan. aku salah terhadap mu,,, ini maap aku mengambil nya dalam tas mu" kutunjukan sebuah foto dan buku milik nya, setelah melempar nya aku langsung pergi,
(kenapa kau kesal apri) ucap ku dalam hati, (mungkin karena kau terkejut). (tapi kenapa kau terkejut?, ya,,, mungkin karena aku melihat hal yang tidak ingin kulihat, makanya aku marah... tunggu,,,, aku tidak marah,, aku hanya terkejut,, tapi,,, ahhhccc, aku jadi pusing sendiri).
aku berjalan dengan penuh kekesalan kembali ke pos.2 hari berlalu saat itu, aku sama sekali tidak menegur atau bicara sepatah katapun dengan jandi. hari dimana kami adalah hari ini, bis sudah sudah akan berangkat, tapi saat hampir jalan, aku sadar,
"TUNGGU!!!" teriak ku," mana jandi??" semua langsung ribut didalam bis,, dan kembali berdiskusi kemana ia pergi,, aku sedari tadi melihat kearah laki laki yang disukai jandi. ketika ia sesekali memergoki ku melihat kearah nya, dia langsung menghampiriku.
"kau tidak mencari nya?" ucap laki laki itu padaku,
"kau kan pacarnya,,? kenapa tidak kau yang mencari nya,,?" dia seraya berdiri dan mengambil sebuah buku, dan aku ingat itu adalah buku milik jandi," aku diam diam mengambil nyadi rensel jandi, baca lah"
Ketika semua orang sibuk mencari keberadaan jandi, aku lembar demi lembar membuka buku harian jandi, disitu tertulis semua pengalaman pengalaman antara aku dengan nya, disitu juga tertulis bahwa dia sedang mencari kaka nya yang selama ini ia cari, dan rupanya itu adalah angga, laki laki yang di tangisi jandi. aku sekarang mengerti,
(tapi kenapa sedih saat aku sama sekali tidak mau bertemu dengan nya,?) saat kubuka lembar terakhir, disitu tertulis puisi indah tentang perasaan jandi.
<<<<Aku ingin menemukan sebua bintang Yg paling Yg bisa aku letakan di dalam hati ku.
Sebuah bintang Yg bisa menjadi abadi dalam hati ku.
Sebuah bintang Yg bisa aku puja dan puji setiap waktu.
Sebuah bintang Yg bisa aku sayang serta cintai setiap saat.
Kapan kah aku bisa mendapatkan bintang ku Yg akan membuat hati ku yang hampa ini bisa riang kembali.
Hanya sebuah harapan,keinginan, serta tujuan Yg aku tanamkan dan bersatu menjadi sebuah IMPIAN.
Impian Yg sangat besar yang kini aku simpan dalam hati ku.when me can find my star in this my life,?if i take star in the sky, i wiil always smile in my life.
if that star is some one. then, i wish that some one is turn bright in the dark.
kaka,, aku ingin mengatakan ini padamu,, saat aku bertemu kaka sejak pertama, aku merasa kaka lah bintang itu kaka.... AKU mencintaimu.>>>>
Aku sekarang mengerti, aku sekarang tau, malam sudah hampir tiba. tapi belum juga di temukan. "AKU INGAT!!" aku langsung berlari sekuat tenaga ke tempat itu, dimana aku menemukan dia sebagai bintang ku, aku hanya membawa sebuah senter. dan gelap sudah tiba. aku awal nya ragu, tapi aku terus nekat. saat aku sampai, aku mendengar suara tangisan jandi, kemudian aku menyentar wajah nya.
"aku sekarang bisa meliat mu, aku sekrang bisa melihat mu dalam gelap."
"kenapa kaka,? kenapa kaka ingin melihat ku?" dia mengucapkan sambil menangis,,
"kau yang kenapa,? kau selalu meliat ku, dan karna aku tak bisa meliat mu maka nya aku tak tau," dia menunduk" tetap fokus ke arah ku jandi,!!"
"pura pura saja kaka tidak meliat ku" sambil tersendu,
"bagaimana bisa aku pura pura meliat mu sedakangkan aku bisa meliat mu," dia berdiri,," jandi kemari!!" dia perlahan mendekat padaku,, saat dia sudah didekat ku, aku langsung memeluk nya.
"aku akan megatakan nya setiap saat, jadi dengar kan baik baik. AKU MENCINTAIMU" aku tak bisa mendengar kata apa pun dari nya saat itu, yang aku dengar hanya suara tangis nya.setelah lama,, jandi akhir nya berhenti menangis.
"kaka,,,,!!" dia kemudian menangis lagi setelah meliat wajah ku,
"hey apa wajah ku se seram itu?...."
"kaka,,,,,"
"apa?"
"aku janji takan lagi berada dimana kaka tak bisa meliat ku"
"benar kah?"
"Aku akan melakukan nya sepenuh hati"
"Jandi,,, aku tak akan pernah melepas kan pelukan ku hingga aku benar benar tak bisa lagi menahan mu, jadi kau jangan pernah pergi ya!"malam itu ialah malam yang terindah yang pernah aku temui dalam hidup ku. dimana kegelapan tersinari oleh jandi yang aku temukan sebagai bintang yang paling terang dalam hati ku..
<<<< ehc jandi.... aku membuat cerpen ini khusus buat mu,, aku dengan cerpen ini ingin bilang sesuatu, "aku sudah menemukan bintang ku, dan aku ingin suatu saat nanti kau akan tau siapa bintang ku. jadi mf klo aku kg ngaseh tau sekarang,>>>>>

Cincin Magnet Hatiku

elp kantor ku dan mulai menekan angka-angka yang tertera diatas sebuah kartu nama yang kupegang. Dengan ragu-ragu ku ucapakan selamat sore dan memesan sebuah bangku travel menuju sebuah pulau di seberang laut. Sebuah tempat yang bahkan terlintas di pikiran ku untuk mengunjunginya pun tidak namun sore ini aku sudah memesan sebuah tiket menuju pulau itu.

"Baik Pak saya minta di jemput di tempat ini jam 10 pagi besok. Ini no telp saya. Terima kasih dan selamat sore" setelah mengucapkan salam ku tutup sambungan telpon dan mulailah beribu pikiran berputar di otak ku.


Malam itu dengan segala macam alasan kuungkapkan kepergian ku,sebuah kebohongan begitu lancar ku ucapkan pada orang tua ku. Dengan hanya membawa beberapa potong pakaian dan persiapan yang terburu-buru ku masukan semua perlengkapan ku ke dalam koper kecil yang selalu menemaniku saat aku melakukan perjalanan. Namun inilah perjalanan paling gila yang akan ku lakukan. Sebuah perjalanan dengan tujuan yang begitu jauh bahkan sampai ku harus menyebrangi lautan dengan menaiki sebuah kapal laut dan yang lebih parah nya lagi aku kesana dengan tujuan yang pasti hanya akan membuat ku terluka bahkan hancur.


Terlepas dari jarak atau pun hasil yang aku peroleh sepulang perjalanan ku namun suara hati ku begitu kuat mendorongku untuk tetap melangkah, mencari sebuah jawab atas tanda tanya besar dalam hati ku. Entah apa yang merasuki otak ku sehingga aku nekat melakukan perjalanan ini sendiri. Tapi aku percaya hati ku tak kan salah untuk menuntunku melangkah kesana.


Pagi itu dengan membawa koper kecil kesayangan ku, aku menunggu travel yang telah ku pesan. Sebuah mobil menjemputku dan aku duduk di bangku dekat Pak Supir. "Mau pulang kampung ya dek?" tanya nya untuk mengaburkan lamunanku. "Tidak Pak, saya hanya mau mengunjungi seorang teman." jawabku sambil memberikan senyuman dan berharap dia tidak bertanya lebih lanjut namun Pak Supir adalah seorang yang cukup ramah sehingga akhirnya kami terlibat dalam obrolan ringan. Tanpa sadar tiba2 kami sudah berada di atas sebuah kapal. Seperti seorang anak yang hilang di mall aku rasa seperti itulah tampang ku siang itu. Aku naik ke dek kapal dan memilih untuk duduk di luar sambil memandangi lautan luas.


Memandangi hamparan birunya laut membuat hati ku begitu tenang. Aku memang mencintai pemandangan pantai dan laut namun aku belum pernah pergi sampai menyebrangi pulau dengan menggunakan sebuah kapal laut seperti ini. Diiringi kuatnya desiran angin laut dengan ragu kutekan nomor telphone seseorang namun seperti nya tidak diangkat. Setelah ku coba beberapa kali akhirnya panggilan ku diangkat dan setelah berbasa-basi sejenak aku menyampaikan bahwa aku sedang menuju ke kota nya dan meminta waktu pertemuan. Ternyata dia tidak mengangkat no telp ku karena menurut pacar nya no telp ku adalah no telp penaggih kartu kredit. Kututup sambungan telp ku dan kembali menikmati pemandangan biru di hadapan ku dengan hati yang gundah.


Beberapa saat kemudian sebuah pulau terlihat begitu cantik dengan teluk yang sangat menawan. Aku kembali ke dalam mobil dan kami kembali melanjutkan perjalanan menuju pusat kota Sepanjang perjalanan aku begitu jatuh cinta pada pemandangan yang menyambutku di sebuah kota dan pulau yang begitu asing bagiku. Hamparan pantai dengan pasir putih nya yang begitu cantik seolah memanggilku untuk menyapa dan mengunjungi mereka. Gugusan bukit-bukit dan suasana yang begitu tentram membuat ku merasakan kerinduan untuk meninggalkan hiruk pikuk nya Jakarta seperti keinginan ku semasa SMA dulu.


Beberapa saat kemudian aku sudah sampai di sebuah hotel dan memesan sebuah kamar. Aku masuk dan beristirahat sejenak setelah itu aku mencoba untk keluar dan menikmati sebuah kota asing seorang diri. Sekitar jam 1/2 7 aku keluar kamar dan berjalan menyusuri jalan kecil mencoba mencari kendaraan yang bisa mengantar ku ke mall terdekat. Sangat berbeda dengan Jakarta yang pada jam-jam seperti ini adalah jam-jam padat nya orang-orang yang pulang bekerja, dikota ini jam 7 sudah sepi jauh dari keramaian dan hingar bingar kota. Akhirnya dengan sebuah ojek aku menuju sebuah mall, sesampai nya disana aku berbelanja sebuah sandal karena aku lupa membawa sandal kemudian aku memilih untuk duduk di salah satu restoran sambil memandangi orag-orang yang lalu lalang melalui sebuah kaca disamping ku. Setelah itu aku kembali ke hotel dan memprsiapkan diri untuk pertemuan esok hari.


Pagi-pagi aku sudah bangun dan berusaha menghubungi pacar ku di Jakarta namun seperti nya dia terburu-buru memutuskan percakapan kami. Kemudian aku kembali menghubungi orang yang hendak kutemui dan HP nya sibuk. Sambil menunggu aku memesan segelas teh manis, mandi dan bersiap-siap. Ku coba menghubungi kembali orang yang hendak ku temui dan ternyata dia baru saja berkomunikasi dengan pacar nya itu lah sebabnya aku sulit menghubungi nya. Akhirnya setelah aku sedikit memohon, dia mau menemui ku pada tempat dan waktu yang telah kami tentukan bersama.


Dengan segala fikiran dan perasaan yang bercampur aduk di hati serta otak ku, aku menemui wanita itu. Kami bertemu di mall tempat semalam aku makan malam dan kami memesan sebuah bangku di salah satu restourant yang lain di mall tersebut. Kini di hadapan ku ada sesosok wanita muda yang terlihat cukup dewasa namun dengan garis muka yang keras. Dan dari cara nya berbicara dia adalah seorang wanita yang keras namun aku merasa bahwa dia sedang menahan suatu perasaan yang mungkin juga sama dengan ku. Setelah meluruskan beberapa hal akhirnya terucaplah sebuah kalimat seperti sebuah pisau teramat tajam yang hingga kini terus menancap di dalam hati ku tanpa bisa ku cabut bahkan sebalik nya tiap waku pacar ku justru  seolah menyirami nya dengan air cuka dan membuat nya terus meradang.


"Apakah kamu pernah diberikan sesuatu sebagai pengikat dari abang?" dengan tenang dia menunjukan sebuah cincin emas yang melingkar di jari manis nya.


"Baik lah jika memang itu yang telah terjadi, aku akan mundur dan semoga kalian berbahagia" hanya itu kalimat yang bisa terucap sambil terus meguntai doa dalam hati agar Tuhan memberiku kekuatan yang maha dasyat untuk tetap tersenyum dan menahan air mata yang sudah bagai air bah tertahan di kelenjar air mata ku.


Ternyata cincin itu lah magnet hati ku untuk mengunjungi sebuah pulau nan cantik dengan pantai dan pasir putih yang begitu mempesona. Namun sayang itu adalah kali pertama dan terakhirku untuk menginjakan kaki di kota itu. Karena sang lelaki pemberi cincin sebagai pengikat di jari wanita itu adalah pacar ku.


Dan ku tutup perjalan ku ke pulau itu dengan derai air mata di tepian kapal yang membawaku kembali ke kota ku yang hiruk pikuk dengan segala kesibukan dan hingar bingar nya namun kota inilah yang kuyakini justru akan membuat ku tetap tegar berdiri.

L.O.V.E

Ketika aku mulai membicarakan tentang cinta. Ini pasti akan sulit. Karena aku sama sekali tidak mengerti tentang mereka, atau memiliki pengalaman yang dramatis dengannya. Tapi bagaimana pun juga cinta, tidak dapat dipungkiri, suka atau tidak. Adalah hal yang pasti akan kita hadapi. Hahaha. Aku selalu ingin tertawa jika mengingat kata ini. C-I-N-T-A. Maaf, tapi kalimat itu jadi terdengar begitu murahan di dalam lagu bagindaz. Tapi sedihnya, memang banyak orang Indonesia yang menyukai lagu itu (aku ingat pertama kali mendengar lagu itu, aku sedang berlibur bersama teman-temanku di bandung-berada di dalam mobil sahabatku sisi dan tidak menyangka bahwa lagu norak tersebut sanggup terkenal-haha), bagiku suka-atau tidak adalah hak asasi yang hakiki. Tidak bisa dipaksakan-walau pun kita boleh menyembunyikannya atau menunjukkannya jika kita mau. Seperti rasa cintamu. Banyak manusia yang begitu beruntung dapat menunjukkan rasa cintanya dengan bebas, tetapi sebagian lainnya tidak memiliki kesempatan yang sama. Mereka tidak seberuntung itu-bahkan terkadang mereka tak pernah mampu mengucapkannya. Jika aku coba mengingat siapa cinta pertamaku? Oke, jujur aku belum pernah menemukan pria itu. Selama ini cinta yang kualami belum sampai ketitik itu. Belum ada pria yang kuanggap pantas menyandang gelar “cinta pertama-ku”. Akan lebih mudah menjawab, jika ditanya siapa laki-laki yang pertama kali saya sukai? Siapa laki-laki ini? Siapakah pria ini? Aku harus mencoba sedikit lebih keras untuk mengingatnya.Hem...........(mikir...)mungkin salah satu teman SDku. Namanya adalah Angga (nama samaran). Ini terjadi 10 tahun yang lalu. Bukan perkara mudah memang, aku mengalami banyak masa sulit ketika aku belum genap 10 tahun. Oke tema kita kali ini bukan tentang “masa lalu yang kelam”. Tetapi ya, ini masalah cinta.Aku yang kala itu belum genap 10 tahun, karena alasan yang sangat memaksa harus pindah ke Yogyakarta. Bukan keinginanku memang. Jakarta adalah tanah kelahiranku. Bahkan Mamaku tersayang pun lahir di sini. Kota ini, dengan segala kekurangannya adalah “rumah” bagiku. Ketika itu aku masih duduk di bangku kelas 6 SD, semester II. Bahkan saat aku berangkat kesana, orang tuaku mengatakan hanya untuk menghabiskan liburan semesterku yang panjang. Aku berangkat dengan perasaan senang bukan kepalang, seperti kebanyakan anak kecil normal lain. Aku bisa mengingat dengan jelas hari itu. Aku bahkan tidak sempat berpamitan dengan sahabat2 yang sejak lahir kukenal.  Hal yang paling sulit yang sanggup dihadapi saat kita pindah tempat tinggal adalah memasuki lingkungan sekolah yang baru.. yep. Dan itu lah yang aku hadapi ketika itu. Memasuki sekolah di pedesaan yang jumlah muridnya saja hanya 8 orang per kelas. Bisa kalian bayangkan. Aku pernah mengalami yang lebih buruk dari yang dialami Ikal dalam laskar pelangi (mereka masih punya 10 murid) Hahaha. Aku sangat ingat, bahwa aku menangis dihari pertamaku masuk sekolah itu-aku menangis, bayangkan! Aku begitu takut-sampai-sampai aku menangis. Untung ngga sampe ngompol dicelana. Ketika itu usiaku belum mampu menerima tekan sehebat itu. Aku adalah seorang anak bontot yang manja, anak perempuan satu-satunya dari 5 bersaudara. Bisa kalian bayangkan aku bahkan ngga bisa bahasa JAWA. Dan sebagian dari mereka tidak berbahasa Indonesia dengan baik. (lebih berat ketimbang pindah ke Amerika-lebay).  Teman sekelasku hanya 8 orang. Dan laki-laki bernama Angga (nama samaran) adalah adik kelasku. Bocah kurus kering dan bermata sipit (tapi bukan cina). Aku tidak tahu apa alasanku menyukainya pada awalnya. Yang aku tahu aku hanya tidak pernah bosan berada didekatnya. Kami banyak menghabiskan waktu bersama. Kepribadiannya yang tidak tahu malu, membuatku tidak pernah merasa canggung.Apa kalian tahu pada masa itu, mereka teman-teman sekolahku di SD tidak tahu apa itu video games, aku lah yang memperkenalkan Playstation 1 ketika itu pada mereka. Kami anak dusun (karena aku telah bergabung bersama mereka) tidak pernah tertarik mainan semacam itu. Tetapi permainan mereka, harus kuakui memang lebih menarik dari kemoderenan mana pun yang tersedia di kota metropolitan. Bersama mereka aku main kasti, mancing di sungai, jalan kaki ke hutan, prosotan di got, mandi di air terjun, berenang di bendungan, petak umpet di kebon orang, becek-becekkan di sawah, mandiin kebo hahaha (I am just a lucky girl u know). Bahkan teman-teman sekolahku bersekolah tanpa alas kaki (alias nyeker). Kalian bisa menghitung siapa yang bersandal dan siapa yang bersepatu. Tetapi tidak untuk yang “nyeker”. Kalian bisa menebak siapa orang tua mereka dengan memandang dari bungkusan telapak kaki mereka.Jika mengingat masa itu, aku meyakini sekarang bahwa Tuhan memang selalu menghadapkanku pada situasi yang luar biasa-Tuhan begitu menyayangiku kawan-dan aku begitu menyayangi-Nya.Aku mengalami stress berat pada minggu-minggu awalku disana. Yang bisa kulihat hanya gunung,gunung,sawah,sawah,hutan,hutan. Damn, aku bahkan tak memiliki 1 pun mini market untuk membeli ice cream. Butuh waktu 1 setengah jam untuk mencapainya di kota purworejo dengan menggunakan sepeda motor. Dan diwarung hanya tersedia es kenyot seharga 100 perak. Dan hanya ada satu warung yang menjualnya di dekat rumahku. (mendingan bikin dikulkas sendiri-hahaha).Aku lagi-lagi menjadi ‘si hitam’ yang aneh dan malang.  Tetapi pernahkah kalian menyadari bahwa masa kecil kita adalah masa yang berjalan paling cepat. Mungkin karena pada saat itu memory kita berputar lebih bersemangat. Mendatangkan hal-hal yang belum pernah kita tahu sebelumnya, dan langsung membuang hal-hal tidak menarik yang telah berlalu. Sedikit sekali memory pada saat itu yang dapat tersimpan dengan baik di dalam sel otak kita saat ini. Tapi kita terbentuk di masa-masa itu. Menjadi siapa kita sekarang. Tidak bisa kupungkiri, seburuk apapun aku bahagia. Karena aku anak-anak, memikirkan segala masalah dengan cara anak-anak.Dan masa-masa itu pun membentuk siapa saya sekarang. Siapa saya yang kalian kenal.Aku tahu kalian semua juga pasti memiliki masa kecil tersendiri. Seburuk apa pun-tetapi kita harus menerimanya dengan cara yang terbaik.  Back to topic...Aku hanya bersekolah untuk 3 bulan di SD itu, tetapi aku mengalami banyak hal disana. Walau pun setelahnya aku menghadapi ujian nasional dan berganti seragam dari putih-merah ke putih-biru. Tetapi disanalah aku menemukan laki-laki pertama yang aku suka. Sampai detik ini aku masih bisa melihatnya-bahkan kami bersekolah di SMP yang sama dulu. Walau pun kami tidak lagi saling bicara ketika sama-sama dewasa(entah mengapa-mungkin karena aku takut bahwa dia bukan lagi “anak kecil kurus kering bermata sipit” yang kukenal). Mungkin dia tidak lagi seramah dulu.  Kalian tahu aku menyukainya karena dia adalah murid pertama di sekolahku, yang tersenyum padakudihari pertamaku bersekolah. Kalian tahu bahwa kedatanganku disekolah terpencil itu dianggap begitu heboh. Dan dia adalah orang pertama yang melongok dari jendela kelas dan menyunggingkan senyum polosnya sambil menggodaku, dan membuatku merasa diterima disana. Mungkin tak banyak orang tahu-bahwa senyumannya mempengaruhi kepercayaan diriku dihari-hariku setelahnya.Aku hanya tidak ingin merusak kenangan “terbaik” yang kumiliki ketika itu. Oke, mungkin aku hanya tidak mau menjadi orang pertama yang “menyapa”-aku terlalu gengsi. Aku perempuan. Oke itu bukan alasan yang bagus. Lupakan.  Pada intinya, dia adalah laki-laki yang pertama kali yang kusukai. Dan bagaimana dengan kalian? Siapa anak perempuan atau laki-laki yang pertamakali kalian suka? Aku ingin sekali kalian bisa share di sini teman-teman. Hanya untuk lucu-lucuan saja.Cinta tidak selalu harus serius bukan.Cinta juga sering kali mempermainkanmu.Tetapi aku hanya meyakini satu hal.  Bahwa cinta selalu mampu membuatmu tertawa dengan cara yang terbaik. Jika cintamu tidak dapat melakukannya, maka tinggalkan saja. Karena itu bukan cinta.Itu bukan cinta yang datang dari Tuhan. Itu cinta yang kalian karang sendiri. Manusia sering sekali mengarang banyak hal “baik” karena takut menghadapi kemungkinan “terburuk”. Aku bisa memakluminya-karena aku juga sering kali melakukannya.Tetapi aku yakin perasaan suka yang pertama kali timbul dalam hati kalian adalah perasaan cinta yang paling murni. Murni karena kesederhanaannya.Aku harus jujur, bahwa sepanjang aku menulis tulisan ini, aku selalu tertawa sendiri. Ini jam 2 pagi, tapi aku masih sanggup tersenyum sendiri. Ini tulisan yang membahagiakan, mengenang masa-masa itu membuatku bahagia.  Semoga setiap diantara kalian teman2. Bisa menemukan orang yang dapat melengkapi kalian. Menerima kalian secara utuh dalam suka mau pun duka. Menemani kalian disaat kulit kalian kencang maupun keriput. Menyayangi kalian saat ini dan sampai nanti tiba. Mendoakan yang terbaik bagi kalian saat nafas masih berjalan mau pun ketika berhenti tertarik. Menghargai kalian sebagai makhluk yang terbaik yang pernah Tuhan persatukan. Aku sungguh berdoa dengan segenap hatiku. Amin.  Dan untuk Angga.. aku akan menyapamu-ketika kita berpapasan lagi nanti. HahaDan terimakasih untuk senyumanmu hari itu-karena aku belum pernah sempat mengatakannya.  GoodMorning everybody.Find your love now..My ownroom 2.27 am 18 July 2010(tidak ada satu orang pun sebelumnya yang tahu kisah ini-tapi ini bukan hal memalukan yang tidak bisa kuceritakan pada kalian-jangan bosan ya)

Hari Ini Dan Esok

Mentari terburai sinarnya menggamit bumi, gelap berangsur hilang, embun berlahan sirna, pagi tidak lagi buta…Deru mesin mulai ramai hiasi kota, semua tengah bergerak, aku juga musti bergerak, jalanan menantiku.            Wajah wajah muram memburu waktu untuk meraih sesuatu, berdesakan di sempitnya trotoar, kakiku tersendat dalam langkah langkah kecil, menuntun sepedah dengan sekotak susu dingin.Pagi yang indah, susu terjual dengan mudah, kusandarkan sepedah di tepi jalan bernaung pohon asam jawa yang mungkin telah berusia senja.            “susu bang, yang coklat” seorang wanita muda mengambil seplastik susu dari dalam keranjang, seraya ulurkan tanganya beserta lembaran uang.Tanpa tambahan kalimat apapun dia duduk sedepa dariku,dengan arah yang berlawanan. Seperti ada yang diamati, sebuah obyek dibelakangku.Perlahan kutengok kebelakang…hmmm, kuburan, tidak ada yang lain, kecuali 2 orang memegang sapu dan sabit.Kutatap lagi wanita itu, dia tidak bergeming, sambil masukan cairan coklat kemulutnya dengan sedotan.Tidak ada yang aneh pri, kataku dalam hati.Kutinggalkan wanita itu, susu tak sabar untuk kujajakan.                        Jalanan tiada lagi ramah, terik mengintimidasi dengan panasnya, debu membumbung membentuk guratan diudara yang kering.Es tak memiliki kekuatan menjadi beku, bahkan untuk sekedar dingin.Wanita pagi tadi belum beranjak dari bayangan pohon asam tepi kuburan, ingin aku bertanya atas perbuatanya hari ini, namun untuk apa??.Lama aku bergelut dengan argument argument dikepalaku yang mungkin hal bodoh untuk kulakukan.Sepeda kupaksa berhenti, ada banyak hal yang mesti kuketahui, aku hanya butuh 10 detik untuk jawabanya, waktuku masih tersisa sepanjang hari untuk mencapai rumah kontrakanku.Dia masih disana, tak bergerak, tak ada kesibukan di kuburan tepi jalanan yang tak pernah terlelap.Kuputar sepedahku mencapainya, kususun banyak kata menghindari kecanggungan ditengah perjalanan, mengingat daganganku telah lenyap berganti wujud menjadi kertas dan logam bergambar.                        Suara derit rantai sepedaku mengantar tatapanya kearahku tak beralih hingga aku duduk disampingnya menatap puing puing batu pualam berukir.            “apa yang kau lihat?” kulontarkan sebuah tanya wakili keingintahuanku.            “hari esok”“uhuk2…” tenggorokanku tersekat  mendengar jawabanya..“kenapa, apakah kau tak percaya akan hari esok?” sesaat aku larut akan suasana yang ia ciptakan, dimana ia menggambarkan hari esok dengan kehidupan di kuburan yang menghadap kami.Kini ia berdiri mendekati kuburan, menjauhiku…lalu apa yang mesti kulakukan, aku telah melanggar komitmen jika aku mengikutinya, aku telah duduk berpuluh puluh detik disini.Aku tak punya pilihan kini, wanita itu menembus deretan batu nisan terdepan, ku kejar langkahnya…            “apakah kamu setiap hari kemari?”            “ya, mungkin sejak seminggu ini” jawabnya tanpa menolehku, sebuah kuburan penuh lumut menjadi tempat mendarat gaun jingganya.            “kenapa kau mengikutiku?”            “aku…mmmm, aku juga tidak yakin atas langkahku sejak pagi bertemu danganmu” aku tidak memiliki jawaban untuk pertanyaanya            “aku Rositta …panggil saja Sita”            “Supri” kini ia tersenyum, senyum pertamanya sejak kami berjumpa, sangat cantik untuk seorang penjaja susu…fiuuuh.. segera kukubur anganku bersama mayat mayat dibawah kakiku.Kami terdiam, anginpun diam, jalanan tak bersuara, kaki sita menyeret daun kamboja yang telah lama gugur, langkahnya mendekatiku, perlahan duduk disampingku, kami sejajar, keringat dingin menyapu seluruh kulitku…Sita teramat tenang, entah apa yang ia fikirkan, sedang aku mulai menyukainya.            “Tuhan mengirimkan seorang penjual susu untuk sesaat menemaniku…yang bahkan dia sendiri tak mengerti kedatanganya kemari” gumamnya, seakan aku disampingnya telah tak bernyawa.            “apa yang kamu sukai dari tempat ini?”            “kerinduan, atau ketakutan…semua terlalu samar, aku membiasakan dalam kesendirian, karena semua akan berakhir disini, ditempat yang teramat jarang kita hampiri dalam hidup”            “baru kali ini aku menjumpai seseorang dengan pemikiran sepertimu”            “kita tidak beruntung”            “maksudmu?..” sita menatapku teramat lekat membingkai pertanyaan terakhirku.Tangan mungilnya yang berjari panjang menindih tanganku , meremas seperti luapan penyesalan, semua semakin membingungkan.            “seharusnya kamu tidak berjumpa denganku, dan aku tidak perlu sesaatpun menumbuhkan rasa sayang” sita tidak melepas tanganya, entah sengaja atau telah lupa…jari jariku mulai kaku tertekuk, namun tak berani kutarik, sita terlalu bercahaya.Sore kuhabiskan bersamanya, singkapkan kesunyian aroma kematian.             ”sebentar lagi mentari meminta sinarnya dari sekitar kita” sita berdiri dari sampingku, menatapku sejenak, lalu isyaratkanku mengikuti langkahnya keluar dari kuburan.            “kamu mau pulang”            “ya, itu mobil sopirku, dia menantiku setiap hari dari kejauhan” sita menunjuk sebuah mobil hitam ditepi tiang listrik dengan lelaki yang bersandar di tepi kananya.            “besok kamu kemari lagi?”            “pasti, aku akan datang lebih pagi, menanti supri” senyumnya antarkan sita memasuki ruangan dingin berdinding besi.Semua terlalu cepat, mobil sita merayap meninggalkanku yang mulai dibalut kerinduan.Tak sabar kunanti pagi…jalanan seakan iringi aku bernyanyi.Cinta begitu luar biasa, merubah batuan selunak embun, memacu angin menjadi badai, menciptakan tawa dan ribuan perasaan yang tak memiliki sebutan dalam tata bahasa.             Malam ini menjadi malam yang membenci tidur, esok aku tak ingin menjajakan susu, aku memerlukan libur, telah lama aku melupakanya, aku ingin sepanjang hari temani sita menikmati senyap kuburan.Sedetikpun aku tak bisa istirahatkan kepalaku dari wajah sita yang berlarian, …kumohon berhentilah mengacak acak kepalaku, aku mulai malu degan burung penghuni malam, yang berkicau seakan tertawakan kesulitanku terlelap.             Aku menjadi lelaki terawal yang terbangun di gang kontrakanku, atau mungkin gelap malam tak mampu membuaiku dalam mimpi mimpi yang telah bosan kusimak.Kaca di dinding setia tampilkan diriku mematut diri…meyakinkanku atas penampilan menemui sita di teduh bayang kambojaMentari meninggi, sinarnya mencapai bulir bulir air yang digendong angin dari tempat yang tinggi, basahi tanah kering membaurkan bau basah kabarkan hari telah pagi.             Sepeda lelah berderit, susuri kasar aspal mati, pucuk asam tandakan kuburan tempat senyum sita tertinggal, sita belum nampak, aku terlalu cepat, rindu memaksaku terduduk disini sepagi ini.Kuburan ramai oleh manusia berbaju gelap, ada yang mati hari ini.Berulang kuputar pandangan, sita belum nampak, sementara hari terus beranjak, orang orang berlalu lalang dari pemakaman, mulai pulang.Sita tetap tak nampak, aku mulai tak wangi, keringatku digerus panas siang jalanan yang kejam.Aku tak mampu menunggu lebih lama, ini tengah hari, tepat dimana aku memutuskan menghampiri sita kemarin.5 orang tersisa digundukan penghias nisan, beberapa jongkok, tak ada keinginan beranjak.Mungkin ada sesuatu disana, sesuatu yang sama untuk alasanku menanti dengan tanpa rasa bosan ditempat ini.             Kuberanikan diri mendekati gundukan tanah baru yang telah sepi, sekedar untuk mengisi kejengahanku menanti sita, wanita yang menghapus sepi malam.            “bung” suara lelaki di belakangku membuat langkahku terhenti. Sosok yang kemarin kujumpai, sopir sita. Mungkin hendak menyampaikan keterlambatan juraganya.Lincah ia hindari pucuk pucuk nisan yang merintangi hampiriku.            “menanti non sita?”            “ya, Dia tidak datang?”            “beliau datang lebih pagi dari anda” tubuhku dituntunya kesebuah makam yang sesaat tadi tertunda kuamati.Disana terpahat di nisan pualam hijau “Rossita sekar indra, 17 mei 1987 – 22 september 2010 “ oh tidaaaaaak….lututku kehilangan kekuatanya, kini terlipat menghujam tanah membasah.            “beliau telah divonis oleh medis hidupnya tidak akan mencapai seminggu, jantungnya telah dicangkok, dan tadi pagi jantungnya berhenti memompa” tangan sopir itu menepuk nepuk bahuku, kemudian pergi.            kita tidak beruntung…tapi kamu mulai terbiasa, sedang aku mulai mencintaimu, kini aku akan membiasakan menemanimu berbincang dengan batu batu pualam yang bercerita akan hari esok.

Ruang Hati Dua Cinta

Kutiup debu yang menutupi buku yang kupegang. Debunya cukup tebal memenuhi setiap sisi buku ini. Ini adalah buku diaryku tujuh tahun yang lalu. Buku diaryku yang pertama kumiliki dan kuisi dengan berjuta kisah yang berkesan hingga menjadi sebuah kenangan manis di hati. Pffuuh...debunya beterbangan di sekitarku. Aku sampai batuk-batuk karena debu yang masuk ke dalam saluran pernafasanku. Lap basah yang sudah kusiapkan tadi langsung kugunakan untuk membersihkan debu yang masih tersisa. Baunya sudah apek.
Hari ini aku memang sedang rajin-rajinnya membereskan rumah. Mama bilang, kamarku akan segera direnovasi untuk dijadikan kamar kost. Karena empat tahun ke depan aku akan pindah keluar kota untuk meneruskan kuliah. Jadilah aku harus membongkar semua barang-barang di kamarku dan memindahkannya ke ruangan lain untuk sementara waktu.
Tak terasa sudah satu jam berlalu, pekerjaanku terhenti karena buku diary ini. Buku diary yang kutemukan di bawah kasur. Aku lupa kalau aku menyimpannya di situ. Karena dulu adik perempuanku selalu ingin tau apa isi buku diaryku. Jadilah aku harus menyimpannya sembunyi-sembunyi.
Aku mulai membuka halaman pertama. Seperti buku diary yang lainnya. Selalu diawali dengan biodata pemiliknya. Begitu pun dengan buku diary yang kumiliki ini. Tulisan tanganku yang masih acak-acakan memenuhi halaman pertama dan ditambah pula dengan hiasan yang berwarna-warni. Sebelum aku membuka halaman berikutnya, selintas beberapa kenangan memenuhi ingatanku. Semua tentang lelaki pujaan hatiku saat itu. Halaman berikutnya mulai kubuka.
Diary.....
Aku menyukai seseorang di kelasku sejak kelas 2 SD. Entah mengapa aku selalu senang berada di dekatnya. Namanya Dimas. Memang, usiaku masih sangat kecil saat itu. Tapi mungkin saat itu aku menyukainya sebagai seorang sahabat. Ia duduk tepat di sampingku. Aku satu meja dengannya! Setiap hari setiap aku berada di sekolah, ketenangan dan rasa senang itu selalu datang tiap kali aku bersamanya.
Wajahnya begitu manis. Tatapan matanya tajam. Hatinya lembut. Tutur katanya selalu membuat hatiku berbunga-bunga. Hal itu kurasakan sampai saat ini. Meskipun sejak kelas 3 SD aku sudah tidak lagi duduk di sampingnya, tapi rasa itu terus membekas di hati.
Seiring waktu yang berjalan, aku tidak pernah tau apakah ia menyukaiku juga atau tidak. Sampai kini aku telah menginjak kelas enam. Pertanyaan itu belum juga terjawab. Diary, bagaimana dengan hati ini? Pantaskah aku masih mengharapkannya?
Aku menghela nafas perlahan. Ini adalah kisah cinta pertamaku. Kisah tentang pertama kalinya aku menyukai lawan jenisku. Aku ingat, dulu aku memang cukup dekat dengannya saat itu. Aku banyak tau tentang dirinya. Aku dan dia banyak bercerita tentang kisah kami masing-masing. Tapi itu benar-benar kisah cintaku yang awal. Dan aku masih punya kisah cinta berikutnya di halaman lain. Halaman kedua selesai kubaca, aku lalu membuka halaman berikutnya. 
Diary.............
Hari ini adalah hari bahagia dalam hidupku. Hatiku berbalas. Dimas menyukaiku! Kau tau, sepulang sekolah tadi Dimas menghampiriku. Tanpa basa-basi, ia langsung menyatakan perasaannya padaku. Ia bilang ia menyukaiku. Sama seperti aku menyukainya. Rasa itu terajut sejak kelas 2 SD. Kini aku sudah menginjak kelas satu SMP. Hatiku benar-benar berbunga rasanya. Mulai hari ini, aku jadian dengannya. Kurasa, aku akan benar-benar nyaman bersamanya seperti dulu.
@
Aku dan sahabatku duduk di bawah rindangnya pepohonan yang cukup rimbun. Sinar matahari memang sangat menyengat siang ini. Aku menghela nafas panjang sambil melamun. Tatapan mataku kosong ke arah lapangan.  Sahabatku, Tia hanya terdiam melihatku seperti ini. Ia sudah tau kebiasaanku. Setiap aku mengajaknya untuk duduk di bawah pohon ini, aku selalu melamun. Karena itulah ia tak berani mengatakan sepatah katapun sampai aku yang memulainya.
“Tia. Kamu nggak apa-apa aku ajak ke sini lagi?” tanyaku akhirnya.
“Ya...aku sudah biasa kok! Kamu santai aja dulu. Pikirin dulu semua masalah kamu. Kalau kamu udah capek dan belum juga nemuin jalan keluarnya, kamu kan bisa cerita sama aku,” sahut Tia sambil kemudian ia bersandar di punggungku.
“Maaf ya. Seminggu ini aku udah ngajak kamu ke sini sampai 3 kali. Dan aku belum cerita apa-apa sama kamu,”
“Nggak apa-apa kok! Udah, kamu tenangin pikiran kamu aja dulu. Aku masih betah kok nemenin kamu di sini,”
“Betah? Betah kenapa?” tanyaku.
“Tuh di ujung lapangan ada Randra, Aldo, sama Ferry lagi ngobrol,” ucap Tia sambil menunjuk ke ujung lapangan.
“Memangnya kalau mereka lagi ngobrol di sana kenapa?” tanyaku.
“Aku lagi ngefans sama Aldo. Ingin menatapnya sepuas hati meskipun dari jarak yang jauh,”
“Dasar! “
Kulihat Tia hanya tersenyum. Ia lalu meneruskan tatapannya pada Aldo. Aku tak perduli pada mereka bertiga yang ada di ujung lapangan itu. Pikiranku sedang kacau. Banyak kejadian aneh yang menimpaku selama satu minggu ini. Tia belum kuberi tau kalau hal yang mengganggu pikiranku adalah Aldo, Randra, dan Ferry. Mereka bersikap aneh padaku setiap harinya. Belum lagi tentang Dimas. Aku melihatnya bersama Fita sepulang sekolah. Fita adalah anak baru pindahan dari Semarang. Sejak kedatangan Fita, Dimas perlahan mulai terasa jauh. Ia jadi jarang sekali menghampiriku di waktu istirahat. Sepertinya mereka semakin dekat. Aku menghela nafas panjang. Angin sejuk semilir melewati wajahku. Sejuk. Rasanya aku ingin tertidur saja. Melupakan semua masalah yang mengganjal. Aku pindah tempat duduk. Kusandarkan tubuhku pada batang pohon. Aku mulai memejamkan mataku perlahan dan....
“Gin, Aldo jalan ke sini!” tiba-tiba Tia berteriak histeris.
”Biarin aja. Memangnya kenapa kalau dia jalan ke arah sini?” kataku tetap tak perduli.
“Kita tanya yuk apa yang mereka omongin barusan!” ajak Tia sambil menarik lenganku. Aku diam saja. Aku tak perduli dengan Aldo. Mataku mulai kupejamkan.
@



“Pokoknya kita putus!” ucapku lantang sambil menatap tajam Dimas.
“Memangnya kenapa?” tanya Dimas.
“Aku udah capek kamu bohongin terus. Kamu dekat dengan Fita kan?! Kamu nggak usah ngelak lagi. Kemarin aku liat kamu jalan sama dia di mall. Pantas saja kamu nggak mau jalan sama aku kemarin. Padahal kamu bilang, kamu mau kerja kelompok, nggak taunya kamu malah jalan sama Fita!”
“Tapi aku nggak mau putus sama kamu, Gin. Kamu....first love aku,” mata Dimas menatapku lembut.
“Aku nggak perduli! Pokoknya kita putus!” ucapku. Aku lalu pergi darinya. Mataku berair. Dimas tidak mengejarku. Ia hanya diam menerima keputusanku. Sudah dua tahun aku dengannya. Kini kisah itu berakhir dengan kata putus dariku.
@
Diary.........
            Sekarang ini aku sudah menginjak kelas satu SMA. Hari pertamaku di SMA sangat menyenangkan. Banyak teman SMP yang masih sekelas denganku saat ini. Termasuk Dimas.
Oh, ya kemarin di sekolah Tia banyak bercerita padaku tentang Aldo, Randra, dan Ferry. Sikap aneh mereka padaku sejak SMP itu kini mulai bisa kumengerti apa sebabnya.
            Sudah selama ini Aldo dan Ferry terus mendekatiku. Mereka yang semula jauh, seakan-akan selalu berada di dekatku sejak SMP. Bahkan mereka banyak mengajakku mengobrol setiap harinya. Tapi berbeda dengan Randra. Ia lebih banyak diam jika ada di dekatku. Matanya sering menatapku dengan tatapan yang tajam. Benar-benar misterius. Ia bahkan tak banyak bicara. Hanya menatapku.
            Tetapi beberapa hari yang lalu, mereka membawaku ke masa lalu. Mereka terus mengungkit-ungkit kisahku dengan Dimas. Aku ingin menangis. Entahlah...hal yang mereka lakukan sering sulit kupahami.
            Sewaktu pertemuan Tia dan Aldo di lapangan siang itu, ternyata mereka banyak mengobrol sementara aku tertidur di bawah pepohonan. Aldo banyak bercerita tentang apa saja yang baru saja mereka bicarakan di ujung lapangan saat itu. Aldo bilang kalau sebenarnya Randra menyukaiku. Entah apa yang harus kurasakan saat ini. Tak ada yang bergetar di hatiku ketika aku mendengar hal itu. Benarkah hal itu ? Aku pun masih ragu saat ini.
            Aku tersenyum sesaat setelah membaca halaman ini. Ini adalah awal kenangan manis yang kumiliki. Pertama kalinya kudengar ada seseorang yang menyukaiku dengan sebunyi-sembunyi. Tanganku sudah mulai gatal untuk membaca halaman berikutnya.
Diary............
            Siang tadi aku melihat Dimas dan Fita bersama. Mereka mengobrol di tempat duduk Aldo. Ada rasa miris di hatiku. Mungkin rasa ini adalah setitik cemburu di hatiku. Rasanya memang tidak terlalu sakit, tapi sangat cukup membuat hatiku berhenti berharap padanya. Yang kutau sampai saat ini mereka hanya sebatas dekat saja. Tapi kemudian aku benar-benar terkejut dengan berita yang baru saja kudengar setelah mereka berdua selesai mengobrol. Tia bilang kalau Dimas dan Fita sudah jadian selama satu tahun. Selama itukah? Mengapa aku baru mengetahui hal itu? Tia bilang ia tidak mau sampai aku mengetahui hal ini. Ia tidak mau aku sakit hati.
Hatiku baru benar-benar sakit setelah kutau hal yang sebenarnya. Harapanku benar-benar tertelan ke dasar bumi. Harapan yang sangat sulit untuk kugapai lagi. Jujur kuakui aku memang masih berharap sampai saat ini. Walaupun aku yang memutuskan hubungan saat itu, tapi hatiku berharap ia masih menyukaiku. Tapi aku kini mengerti kalau Dimas benar-benar sudah menyukai Fita. Mungkin sejak pertama kali mereka bertemu.
            Sementara itu, ketika mataku hampir basah, Aldo, Ferry, dan Randra menghampiriku. Mereka mengajakku dan Tia untuk jalan-jalan ke mall hari Minggu besok. Aku menuruti saja ajakan mereka. Ya....hitung-hitung untuk menghibur hatiku yang sakit ini.
@
            “Do, kamu aja yang bawa motorku. Perjalanan cukup jauh. Aku nggak berani bawa motor sejauh itu,” ucap Tia sambil memberikan kunci motornya pada Aldo.
            “Terus, Ti. Kita naik motor yang mana?” tanyaku.
            “Mm...gini deh. Aku dibonceng sama Aldo. Kamu sama Randra aja ya, Gin!”  ucap Tia sambil menaiki motor dan duduk di belakang Aldo.
            “Bener tuh! Randra kamu bonceng Ginsha ya! Eh, ya kita jalan duluan nih! Bye....!” Aldo langsung menyalakan motornya. Tinggallah aku dan Randra yang sama-sama bungkam. Aku takut aku akan salah tingkah di depan Randra.
            “Gin, kita berangkat sekarang. Nanti ketinggalan mereka. Ayo naik!” ajak Randra sambil memberikan helm berwarna biru padaku. Aku hanya mengangguk dan mengikuti perkataannya.
            Selama perjalanan ini aku dan Randra sama sekali tidak berbicara sepatah katapun. Aku dan Randra sama-sama tak punya pilihan kata untuk diucapkan.
            Tak lama kemudian kami sampai di mall. Aldo dan Tia mengantri tiket bioskop. Aku dan Randra mereka suruh untuk membeli makanan. Sama seperti sebelumnya, aku dan Randra benar-benar diam. Tak ada suara yang keluar selain hanya sekadar bertanya tentang hal yang sedang kami lakukan saat ini. Memilih makanan.
            Setengah jam kemudian film akan segera dimulai. Kami berempat mencari tempat duduk sesuai tiket yang kami miliki. Sepertinya hal ini memang benar-benar sudah direncanakan. Buktinya, aku dan Randra benar-benar duduk bersebelahan. Sepertinya aku harus menuruti jalan cerita yang mereka rencanakan ini. Lima menit berlalu. Film sudah mulai diputar. Bangku sebelah kananku tempat Randra duduk. Dan bangku sebelah kiriku masih kosong.
            “Gin, aku boleh minta maaf sama kamu?” tanya Randra tiba-tiba.
            “Minta maaf soal apa?” tanyaku sambil mataku tetap ke layar.
            “Kalau mungkin aja kamu pernah merasa nggak enak gara-gara aku,”
            “Nggak enak kenapa? Aku nggak apa-apa kok, Dra. Kamu kan nggak pernah bikin aku sakit hati. Nggak usah

Kekasih Sahabatku

Ombak melambai-lambai menyapa karang yang tengah terdiam. Pasir-pasir berhamburan di bibir pantai dan tersapu perlahan terbawa air. Deru  angin terhembus menggerakan daun-daun dari pohon yang terpijak di sekitarnya. rio menggenggam tanganku dengan erat, ku rasakan cinta nya yang begitu besar untukku. Jemari nya hangat membalut jemariku, kami memang sedang dilanda cinta. Tapi bukan cinta yang seharusnya menerpa kami, cinta kami begitu rumit. Aku tahu cinta ini takkan abadi, impian ku untuk bisa bersama nya di  sepanjang nafasku hanya sekedar  ilusi semata, aku menjadi kekasih simpanan rio. Sebenar nya hati kecil ku tak ingin memperpanjang hubungan kami, tapi aku larut pada perasaan yang bisa menghancurkanku kapan saja. “aku mencintaimu.” Padangan tajam mata rio menembus mataku, aku semakin merasa lemah untuk melepasnya ketika kalimat itu terbebas keluar dari mulut nya. “aku juga mencintaimu rio.” Senyum ku terhampar untuk nya, sungguh aku inginkan mu menjadikan ku kekasih sesungguh nya. “sampai kapan kita seperti ini?” binar mataku mengharap jawaban. “aku tak tau, sabar ya sayang. kamu dan natta sama-sama ada di hati ku.” aku membuang pandangan ku, hatiku miris. Kenapa cinta ku harus terbagi? Aku tak rela, tapi aku lah sebenar nya yang salah. Aku yang mengganggu kisah cinta rio dan natta! Aku bukan hanya salah, tapi aku jahat, natta sahabat baik ku, selalu ada untukku dalam keadaan apapun. Lalu? Apa balasanku? Ingin memiliki juga pacar nya? Ah! Sahabat macam apa aku ini. Tapi bagaimana dengan perasaanku? Sebisa mungkin ku tahan, teryata rio mempunyai perasaan yang sama dan tak mungkin lagi ku sembunyikan rasa ini. “aku ingin mengakhiri semua ini.” Sekuat mungkin ku lontarkan kalimat itu pada rio. “apa?” rio terhentak. “kamu kekasih sahabat ku rio! Natta! Aku ga bisa terus-terusan kaya gini.” Ku tahan emosi yang bercampur hebat dengan kesedihan. “ya, aku tau kamu sahabat natta, tapi aku mencintaimu tiara.” Lagi-lagi kalimat itu melemahkan ku, rio memelukku dengan hangat. “aku mencintaimu tiara, jangan tinggalkan aku. Aku ingin kau menemaniku.” Pelukan rio benar-benarmenerpa cinta yang semakin kuat. Tapi aku juga tak sanggup menyakiti natta, lebih dan lebih lagi. “cukup rio.” Ku lepaskan pelukan rio yang sebenarnya ingin ku rasakan lebih lama lagi. Tapi rio tak mengizinkan nya, rio tetap merengkuh tubuh ku dengan erat, dan tak membiarkan nya terbebas. Aku hanya bisa pasrah, aku tak ingin membiarkan rio hilang dari genggaman ku, tapi aku juga takut persahabatan ku dengan natta yang pasti akan berantakan. Biarlah semua ini ku jalani apa adanya. Aku harus siap dengan semua kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi. “jadi bener gosip murahan ini!” suara itu menghentak jantungku. Rio melepaskan pelukan nya dari ku, aku menatap seseorang di belakang, aku bangun dari posisi duduk ku. “natta?” aku begitu panik ketika kudapati sosok natta ada disini, diantara aku dan rio. Plakk, tamparan keras natta mendarat hebat di pipiku, aku tak bereaksi apapun. Aku merasa sangat pantas mendapatkannya. “dia pacar gue! Dan lo sahabat gue. Tega ya lo! Apa salah gue? Sumpah ya, najis gue sama lo!”tanpa ragu natta mencaci maki ku, aku sangat mengerti perasaan nya saat ini. Rasa nya ingin ku bunuh diriku sendiri, sungguh aku tak ingin menyakiti mu natta, tapi aku juga tak kuasa menyimpan perasaan ini. “natta! Apa-apaan sih.” Rio menahan tangan natta yang segera sampai di pipi ku untuk kedua kali nya. “apa-apaan? Kalian yang apa-apaan? Kamu nyakitin aku rio.” Air mata natta jatuh, kesedihan dan kepahitan menyatu dalam dirinya. Aku benar-benar tidak tau diri, apa yang ku perbuat? Sekarang natta terhimpit sakit yang begitu mendalam. “maafkan aku natta.”  Ku tundukan kepalaku, takut sekali rasanya untuk menatap langsung wajah natta. “apa? maaf? Jangan lo panggil lagi ya nama gue. Gue gak sudi! Buat apa selama ini lo dengerin curhatan gue tentang rio? dan lo selalu nunjukin sikap baik lo itu dengan berusaha nyelesain setiap masalah gue? Ternyata? Di belakang gue? Lo segini aja? Lo tuh busuk tiara! Busuk!” tubuh ku gemetar, aku benar-benar tidak tahu di untung, natta begitu baik. Ya, aku memang busuk natta! Kau benar. “natta, jaga mulut kamu.” Rio membela ku, benar-benar menambah posisi ku yang membuat natta semakin muak. “kamu belain dia rio? Iya? Sekarang kamu pilih, aku atau dia!” rio terdiam membisu, mungkin tak pernah terkira secepat ini semua nya terkuak. “oke, kamu pilih wanita busuk ini ternyata, aku kecewa rio.” Natta meninggalkan ku dan rio, berlari dan berlalu, aku mencoba mengejar nya. “natta.. tunggu.” Rio menghalangiku, di pegang nya pergelangan tangan ku. “biarkan saja, dia butuh sendiri.” Aku menepis nya. “kamu seharus nya ngejar natta, bukan diem aja disini.” Mataku mengecam rio. “untuk apa? dia sedang marah, aku memang harus memilih.” Aku benar-benar bingung. “dan aku memilih mu tiara.” Bagai petir di siang bolong rasa nya, menghantam karang yang berjajar kemudian menghancurkan nya. “apa? kamu sadar ga sama apa yang kamu bilang?” aku meninggikan suara ku. “aku sadar tiara, dan saat nya aku menjawab gelisah mu selama ini, sebagai lelaki aku harus tegas! Dan ku putuskan memilihmu.” Akal sehatku menerima nya, sungguh! Bukan kah ini yang aku inginkan? Tapi hati ku tidak, sama sekali tak bisa menerima nya. “kembalilah pada natta, aku tak ingin melukainya.” Kupaparkan wajah ikhlas ku melepasmu rio, biarlah aku yang sakit. “engga!” jawaban singkat rio itu akan membuat air mata natta jatuh lebih deras jika mengetahui nya. “ku mohon rio.” Ku pandang rio begitu dalam, jujur aku tak pernah sanggup melepasmu, tapi untuk natta, kan ku lakukan semua itu. Karna aku tahu, betapa banyak kebaikan yang natta berikan padaku, aku takkan pernah sanggup membayar nya, teringat jelas ketika natta memberikan semua tabungan nya untuk membayar spp sekolahku yang telah menunggak 3 bulan. Natta tak pernah memintaku menggantinya, bagi nya aku adalah saudara. Tapi aku benar-benar lancang, aku jatuh hati pada pacar yang sangat dicintai nya. “dengar aku tiara, kita selesaikan masalah ini baik-baik, akan ku jelaskan semua pada natta, dan aku berjanji persahabatan kalian akan terus berjalan. Kita berjuang bersama, meskipun sulit tapi bukan berarti ga bisa kan?” rio meletakkan tangan nya di bahuku, aku menggangguk setuju. Mataku sibuk melacak sosok natta di sekolah, tapi tak kutemui wanita dengan rambut panjang yang sering di urai itu. Ku coba melongok ke kelas nya, dan bertanya keberadaan natta, tapi dari informasi yang ku dapat, natta tak masuk sekolah karna sakit. semua ini pasti karna salah ku, ku coba menghubungi ponsel natta, tak aktif. Mungkin nanti pulang sekolah ku sempatkan diri menjenguknya ke rumah, meski mungkin natta akan mengusirku. Rio? Mungkin mengajak rio seperti obat yang menguatkan natta. Kan ku bawa rio menjenguk nya. Segera aku berajak ke kelas rio untuk menemui nya. “natta ga masuk.” Ku ajak rio duduk di pinggir kelas. “iya aku tau, tadi aku udah cek ke kelas nya, kata ketua kelas nya dia sakit hari ini.” Ku lihat wajah rio kusut, mungkin rasa bersalah menyelimuti nya, sama seperti apa yang aku rasakan. “kamu ga mau jenguk? Aku yakin kamu masih sayang sama natta.” Ku kembangkan senyum ku, berharap wajah kusut rio sedikit segar. “aku pasti jenguk kok, sama kamu ya.” Senyuman balasan rio terkembang. “aku juga pasti jenguk, tapi nggak mungkin kita dateng kesana berdua, aku takut.” Badan ku melemas. “kenapa harus takut sayang?” kata sayang yang rio ucapkan rasanya tak pantas di berikan untukku. Natta yang lebih pantas mendapatkan nya. “natta butuh kamu, bukan aku. Aku takut kalo kita dateng berdua, kondisi nya makin memburuk.” Ku rayu rio menjenguk natta tanpa ku. tapi rio tak menjawab, hanya menghela nafas yang terasa berat. “kamu mau kan jenguk natta?” ku tanyakan lagi padanya, meyakinkan hati nya yang mungkin sedang bimbang. “iya aku usahain tiara sayang.” Rio membelai rambut sebahu dengan poni depan ciri khas ku, kedua lesung pipi yang ku punya, merekah saat aku tersenyum mendengar jawaban rio.  Aku merasa sedikit lega, mungkin aku bisa membuat nya kembali pada natta, dan maafkan aku natta yang telah merebut rio darimu, aku janji akan mengembalikan nya padamu. Cepat atau lambat pasti rio akan memeluk mu kembali, tanpa pernah melepasnya lagi. Dan saat itu adalah kebahagiian untukku, aku akan tersenyum untuk mu natta, selamanya.Aku tak bisa mengulur-ngulur waktu untuk mengetahui keadaan natta, jika rio tidak bisa menjenguk nya hari ini, akulah yang harus memberikan perhatian untuk natta. “asalamualaikum.” Ku ketuk pintu rumah natta dengan membawa puding coklat kesukaan natta yang sempat ku buat tadi sepulang sekolah di rumah. “walaikumsalam.” Seperti nya suara pembantu natta yang menjawab. “natta nya ada mbk?” aku bertanya pada pembantu dengan tampang masih muda yang sering ku jumpai jika sedang bermain di rumah natta. “loh, neng tiara toh, natta nya kan di bawa ke rumah sakit. Semalem  anfal, saya kasian liat nya. Emang neng gak tau?” aku tercengang mendengarnya. “apa? anfal? Aku nggak tau mbk. Di rumah sakit mana?” pikiran ku sungguh kalut, penyakit jantung natta kumat. Natta anfal, bagaimana keadaan nya sekarang? “di RS mitra neng.” Tanpa panjang lebar ku tinggalkan rumah natta dan bergegas ke rumah sakit. Tak lupa ku hubungi rio memberitahu kabar ini. Segera aku ingin melihat keadaan natta, aku benar-benar dalang dari semua ini, seandai nya saja aku tak pernah jatuh hati pada rio, pasti rio takkan memiliki perasaan yang sama denganku. Seandainya saja waktu itu natta tak melihatku bersama rio, mungkin keadaan nya akan baik-baik saja, pasti saat ini natta masih bisa bersama-sama ku bercanda tawa, berbagi susah bersama, saling menyayangi seperti saudara kandung, yang sering natta katakan padaku. tapi kini aku melaju untuk melihat nya terbaring lemah di rumah sakit, mungkin lengkap dengan selang-selang yang menempel di sekitar tubuh nya,  aku takkan memaafkan diriku sendiri apabila terjadi sesuatu pada natta. Maaf ku akan ku sugguhkan bertubi-tubi untuk natta, sampai natta berkata berkata memaafkan ku. aku sungguh menyesal natta, aku egois. Aku bodoh, aku hina, aku tak pantas kau anggap saudara, akulah yang membuat mu seperti ini. Andai saja aku bisa menggantikan posisi mu disana, sungguh belum sempat aku membalas budi baik mu yang tulus untukku, justru aku mengecewakan mu. Beban ini sungguh merasuk dalam jiwa ku. maafkan aku natta! Maaf…Aku terlambat! Sesak sudah semua sesal yang kurasa. Aku takkan lagi bertemu natta, apapun caranya. Aku dan natta kini berada di dunia berbeda. Semua nya menangis, termasuk aku. Terlihat pula rio dengan mata yang sendu, ya ku lihat semua nya menangis di depan nisan dengan namaku “tiara rahayu.” Tapi tangisanku ini suatu bahagiaku, rio tepat berada di sebelah natta, menjaga dan memberikan kekuatan untuk nya. “kenapa harus lo yang meninggal tiara? Kenapa ga gue aja yang udah sempet anfal? Kenapa lo harus kecelakaan saat mau jenguk gue?” tangis natta pecah, dan rio terus memberikan kekuatan untuk nya. “tiarraaaa, gue maafin lo. Dan mungkin sikap gue waktu itu keterlaluan, tiarrra..” natta sudah tak mampu lagi berkata, di buka nya surat dengan amplop merah jambu yang sangat manis. Surat itu di selipkan dalam bangkusan puding coklat yang sempat di bawakan tiara.Natta sayang, surat ini aku tulis kalo kamu gak mau nemuin aku. Aku minta maaf ya..Nih aku bawain puding coklat kesukaan kamu, hasil tanganku sendiri loh.. oh iya, waktu kamu bilang aku busuk, aku langsung mandi parfum biar ga bau busuk lagi, hihi..Natta, aku janji akan mengembalikan nya padamu. Cepat atau lambat pasti rio akan memeluk mu kembali, tanpa pernah melepasnya lagi. Dan saat itu adalah kebahagiian untukku, aku akan tersenyum untuk mu natta, selamanya. Percayalah.. “jangan nangis natta.” Aku tersenyum bahagia, bahagia sekali. Sekarang aku mampu membuat rio berada di sampingmu lagi. Aku tepati janjiku padamu. Kau memang pantas mendapatkan nya, persahabatan kita takkan pernah usai natta. Terimakasih, atas semua kebaikan mu. Terimakasih telah membiarkan ku memiliki pacarmu dalam waktu yang singkat. Meskipun kini ku pergi untuk selamanya, jangan hapus aku dari hidupmu. Karna selama nya kita adalah sahabat, yang beranjak menjadi saudara! Aku senang memilikimu, untuk rio.. jagalah dia, jangan pernah sakiti lagi hati nya. Buatlah dia bahagia selamanya…..

Ketika Dia Pergi

Pernikahan itu berlangsung amat sederhana. Hanya orangtua kedua belah pihak, dua orang saksi, dan seorang penghulu yang hadir. Tidak ada teman, rekan sejawat, bahkan tak terkecuali Sandra, wanita yang sudah lama hadir dalam kehidupannya. Semua yang ia lakukan adalah demi ibunya. Ketika ia menolak perjodohan itu, ibunya malah masuk rumah sakit.
   Dengan berat hati ia mengiyakan perjodohan itu. Seorang gadis dari anak teman lama ibunya. Biasa-biasa saja, bahkan jauh dari kriterianya. Namanya Murni. Manis, berambut panjang, tinggi sekitar 155 cm, dan menurutnya gadis itu sedikit kuno. Berbeda jauh sekali dengan Sandra yang cantik, energik, seorang model terkenal dan smart.
   Ketika ia protes dengan pilihan ibunya, perempuan tua itu malah tak peduli. Menurut ibunya Murni adalah gadis baik pekertinya dan lebih cocok menjadi istrinya ketimbang Sandra yang sedikit liar. Dan ketika ia meminta pendapat ayahnya, laki-laki tua itu malah setali tiga uang dengan ibunya. Ia tak bisa berkutik dan ia benci dengan semua ini.
   Apa maksud ibunya menjodohkan dirinya dengan gadis yang tidak ia kenal sama sekali? Apakah jaman Siti Nurbaya itu masih berlaku meski dunia sudah sangat modern? Ia hanya bisa meruntuk dirinya sendiri. Tak berdaya. Mungkin itu kata yang tepat bagi dirinya saat ini. Mau memberontak, tapi ia masih menghormati kedua orangtuanya. Mengikuti aturan mereka, berarti ia menjalani hidup tidak sesuai dengan hati nuraninya.
   Andi memandang jalanan yang macet dari balik kaca besar yang ada di kantornya. Jam makan siang sudah tiba tapi ia malas keluar. hatinya saat ini resah. Sudah hampir tiga minggu Murni pergi dari rumahnya. Tidak ada kabar. Hanya sepucuk surat yang ditinggalkan Murni diatas laptopnya. Semula kepergian Murni membuatnya sedikit lega, karena itu berarti semua rencananya akan berjalan sesuai dengan keinginannya.
   Waktu 6 bulan adalah batas yang ia berikan kepada Murni. Itupun tanpa sepengetahuan yang lain bahwa ia akan menceraikan Murni jika diantara mereka tidak ada cinta. Sungguh ironis.
   Murni terkejut ketika pertama kali mendengar permintaan Andi tentang batas waktu itu. Tapi entah kenapa Murni mengiyakan saja. Andi senang karena Murni cukup cooperative meski ia merasa telah membodohi gadis itu. Peduli setan, ujarnya dalam hati.
   Andi memboyong Murni ke rumahnya. Beruntung ia tidak serumah dengan orangtuanya karena ia memiliki rumah sendiri. Ia bebas melakukan apa saja terhadap Murni.
   Murni selalu disuruhnya ini dan itu. Menyiapkan baju kantor sebelum ia berangkat ke kerja, menyiapkan sarapan untuknya tanpa dibantu bibi, dan entah apalagi yang bisa ia perbuat padanya. Taktik yang ia gunakan hanya untuk membuat Murni tidak betah dengan dirinya.
   Tapi kenyataan berkata lain. Ia berusaha sekuat tenaga untuk membuat Murni tidak betah bersamanya. Bahkan ia pernah mengajak Sandra ke rumahnya dan memperkenalkannya pada Murni bahwa Sandra adalah gadis yang dicintainya. Tapi Murni selalu tersenyum. Bahkan Murni selalu menunggunya pulang walau harus tertidur di depan tv yang menyala. Hal yang tidak pernah ia dapatkan dari diri Sandra, kekasihnya.
   Kini Murni telah pergi. Benar-benar pergi. Perasaan hampa mulai merayapi hati Andi. Tidak ada lagi yang menyiapkan baju kantornya. Tidak ada lagi yang membuatkan sarapan yang lezat untuknya. Bahkan ia tidak lagi melihat Murni tertidur di depan tv yang menyala hanya untuk menunggunya pulang.
   Terkadang Andi termangu sendiri ketika pagi menjelang. Ia terpaksa sarapan diluar, hal yang tidak biasa ia lakukan.
   Belum genap 6 bulan dari perjanjian yang ia buat untuk Murni tapi Murni telah pergi. Murni bilang ia takut menghadapi perceraian. Ia menyerahkan semuanya pada Andi. Salah satu isi surat yang Murni tulis untuk dirinya.
   Andi mendesah. Diusapnya wajahnya berkali-kali. Wajah Murni yang lugu benar-benar menghantui pikirannya.
   Ia ingat bagaimana Murni menitikkan airmatanya ketika ia mengatakan bahwa ia tidak akan pernah mencintai Murni, bahwa ia tidak mengharap ada hubungan suami istri diantara mereka. Dan kata-kata yang keluar dimalam sebelum kepergian Murni itu kini amat disesalinya.
   Salah satu isi surat Murni mengatakan bahwa ia mencintai Andi apa adanya, bahwa ia tidak akan sakit hati dengan perlakuan kasar Andi, dan bahwa ia tidak akan meminta pertanggungjawaban Andi jika terjadi sesuatu pada dirinya kelak. Isi surat itu membuat Andi bertanya-tanya. Apa yang telah ia perbuat terhadap Murni?
 ***
   Mobil mewah itu memasuki halaman rumah yang luas. Rumah nampak sepi. Andi masuk kedalam rumah itu dan disambut oleh sepasang suami istri yang menatapnya dengan haru. Ia merasa bersalah pada kedua orangtua itu.
   Andi berjalan kebelakang rumah. Ditengah kebun bunga yang tidak begitu besar itu, Murni sedang sibuk memotongi bunga-bunga yang sudah waktunya untuk dipetik. Lama Andi memandangi Murni dari kejauhan. Benar apa yang dikatakan ibunya bahwa Murni adalah gadis yang cocok untuk dirinya. Meski tidak secantik Sandra, tapi hatinya semurni namanya.
   Tiba-tiba Murni berhenti. Nampak ia memegangi perutnya lalu berlari menuju wastafel. Andi yang melihat Murni mual-mual menjadi kalang kabut dan berlari menghampirinya.
   "Murni, kau kenapa?" tanya Andi gugup dan bingung.
   Murni, yang tertunduk lesu itu, menoleh demi mendengar suara Andi yang berdiri disampingnya. Raut wajahnya yang pucat, menjadi semakin pucat ketika ia melihat Andi yang ada didepannya. Rasa tak percaya dan rasa takut yang ada dalam dirinya, membuatnya mudur selangkah.
   "Mm...mas Andi?" kata itu terlontar dari mulut Murni yang gugup.
   Jantung Andi berdebur kencang. Tak pernah ia merasakan hal ini sebelumnya, perasaan membuncah yang tak tertahankan. Rasa yang tak pernah ia rasakan ketika bersama Sandra.
   "Murni, sejak kapan kau merasakan ini? Maksudku...kau mulai merasa mual-mual." tanya Andi dengan cemas sembari menatap wajah Murni yang pucat.
   Murni menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada rasa takut terpeta di wajahnya. Matanya mulai berkaca-kaca.
   "Aku...aku tidak apa-apa. Mas Andi tidak perlu cemas, ini hanya masuk angin biasa. Ya, hanya masuk angin." jawab Murni dengan mulut gemetar.
   Sekali lagi Andi menata debur jantungnya yang menghentak-hentak. Dengan penuh keberanian, ia menggenggam tangan Murni erat.
   "Jujurlah padaku Murni...aku mohon..."
   Murni tak kuasa menahan airmatanya. Ia terisak. Ingin sekali ia mengatakan yang sebenarnya pada Andi, tapi ia tahu, kedatangan laki-laki itu adalah hal yang sangat menyakitkan bagi dirinya.
   "Apakah kau hamil?"
   Murni terperangah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Andi. Ia menarik tangannya dari genggaman Andi lalu menutup wajahnya. Ia tak kuasa lagi membendung airmatanya.
   "Aku sudah siap dengan surat perceraian itu." kata Murni lirih setelah ia bisa menguasai dirinya.
   "Surat perceraian?"
   "Bukankah mas Andi datang kemari untuk menceraikan saya?"
   Andi menarik tangan Murni dalam genggamannya. Murni terkejut tapi ia membiarkan hal itu.
   "Maafkan aku karena aku telah menyakitimu selama ini. Malam itu aku benar-benar khilaf. Aku...banyak sekali beban dalam pikiranku. Pekerjaan di kantor, rapat sana- sini, belum lagi masalah dengan Sandra. Akhirnya aku dan teman-teman keluar untuk minum-minum sekedar melupakan semuanya. Dan dalam keadaan mabuk, kau memapahku ke kamar, dan aku telah melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan padamu.
   "Tapi aku malah melanggar komitmenku sendiri. Malam itu aku mengumpat dirimu, marah-marah, dan aku juga tidak sadar dengan apa yang telah aku ucapkan padamu."
   Andi mendesah. Tangannya semakin erat menggenggam tangan Murni. Airmata Murni kembali berjatuhan membasahi pipinya. Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya.
   "Murni...maukah kau pulang bersamaku? Aku tidak sanggup lagi berjauhan denganmu karena aku mulai mencintaimu, aku..."
   Andi tersenyum bahagia manakala Murni memeluk dirinya erat. Ia tahu wanita itu sangat mencintainya. Wanita yang masih sah sebagai istrinya.
   Tanpa mereka sadari, dari balik pintu dapur, dua pasang mata menitikkan airmata bahagia.
*END*